UTUSANRIAU.CO, KAMPAR - Perhelatan Musabaqoah Tilawatil Qur'an (MTQ) Ke-XXXVIII Tingkat Provinsi Riau pada tajun 2019 ini yang dipusatkan di Kabupaten Kampar, selain bertujuan untuk mewujudkan generasi qur'ani, juga sebagai mempromosi dan memasarkan potensi daerah Kabupaten/Kota di Riau.
Seperti pada MTQ Ke-XXXVIII Riau di Kampar pada tahun ini, setiap kafilah di Riau menampilkan potensi daerah yang dipajang disetiap Stand dan Miniatur Mesjid perwakilan Kabupaten/Kota di Riau, yang dipusatkan di Astaka Utama MTQ, Lapangan Merdeka, Bangkinang, Kab. Kampar.
Gubernur Riau Syamsuar tampak terkesan dan juga menyempatkan melihat langsung Pengrajin Gerabah membuat sejumlah Kadeplek, Cemplon dan Pas Bunga. Gubri juga bercengkrama dengan Ipit Pengrajin Gerabah. Ipit warga Blok G Dusun Pendopo Mulyo, Desa Rambah Utama, Kecamatan Rambah Samo, Rohul, Riau bersama suaminya Kalun Prayitno sudah mulai menekuni usahanya sejak 2008.
Sementara itu, Kalun Prayitno mengaku sudah menekuni usahanya sejak 2008. Ia mengaku tahun 2008 lalu sempat tersendat, karena tidak adanya modal dan kurangnya pemasaran.
"Saya tidak pernah keliling memasarkan karena tidak ada kendaraan. Setiap ajang MTQ Riau, kami selalu tampil seperti MTQ Riau di Siak dan Pekanbaru," katanya
Selain itu, tambah Kalun Prayitno, dirinya juga pernah melatih anak Pramuka se Riau dalam kerajinan Gerabah dan mengikuti Pelatihan di China yang didukung Disdikpora Rohul.
"Selain itu, pada tahun 2010 saya juga mengikuti pertandingan merebut piala Adikarya tingkat Provinsi Riau, alhamdulillah saya mendapat harapan I," kata Kalun Prayitno
Kalun Prayitno menjelaskan cara membuat Gerabah, bahannya dari anah liat yang didukung denga alatnya perbot (alat putar) dan mal.
"Untuk membuat boneka celengan itu ada mal nya, tapi untuk membuat Kadeplek Cemplon, Asbak, pas bunga dan Souvenir bisa secara manual dengan menggunakan Perbot.
Kalun Prayitno mengaku untuk membuat gerabah seperti Kadeplek dan Cemplon dan lainnya hanya hitungan menit saja.
"Untuk membuat gerabah ini tidak sampai semenit. Proses untuk produksinya dimulai dari Pengolahan tanah, Produksi, Pembakaran dan finishing," katanya.
"Jadi saya berbagi tugas sama istri (Ipit), Ibuk bagian produksi dan percetakan, penjemuran matahari, saya bagian pengikiran (seni), kemudian dibakar, finishingnya diamplas, di cat/barnis," katanya.
|