Tembilahan, utusanriau.co – Perkebunan Kakao yang disebut-sebut sebagai salah satu potensi yang sangat memungkin di Kabupaten Indragiri Hilir sebagai penunjang cluster pertanian terus disosialisasikan, walau sejauh ini masih dijadikan sebagai tanaman tumpang sari disela-sela perkebunan kelapa masyarakat.
Meski demikian, Pemerintah Daerah melaui Dinas Perkebunan Inhil tidak patah arang untuk tetap meyakinkan para petani akan potensi yang terkandung dengan berkebun Kakau, sehingga perlu dikembangkan perkebunannya dikalangan masyarakat.
Sejauh ini, tanaman ini sudah cukup familiar bagi petani di kecamatan Reteh dan Keritang, dan ke depannya Dinas Perkebunan akan mengembangkan perkebunan Kakao bagi petani di kecamatan lain seperti Kempas.
“Potensinya cukup besar, hanya saja tanaman Kakao ini belum dijadikan tanaman pokok, melainkan masih tanaman tumpang sari disela-sela perkebunan kelapa, sehingga masih perlu sosialisasi yang lebih intens kepada para petani, ” kata Kepala Dinas Perkebunan Inhil, Ir. Kuswari, kemaren.
Menjadikan tanaman Kakao sebagai tanaman tumpang sari oleh petani kelapa di Inhil, menurut Kuswari sudah biasa dilakukan, selain tanaman pinang. Pilihan untuk menanam tumpang sari ini pun dilakukan oleh petani karena fluktuasi harga kelapa dalam atau kopra akhir-akhir ini.
Guna mengembangkan tanaman Kakao ini sebagai salah satu tanaman pokok bagi petani, kata Kadisbun, juga masih harus mempertimbangkan ketersediaan lahan tanam. Karena tidak semua lahan cocok ditanami Kakao. “Selama ini Kakao ini masih digeluti oleh petani kelapa, jadi belum sebagai tanaman pokok, dan lahannya pun disela sela tanaman kelapa agar lahan mereka bisa lebih produktif,” tegasnya.
Saat ditanya ada tidaknya rencana Dinas Perkebunan Inhil untuk menjadikan tanaman Kakao sebagai salah satu komoditi andalan selain kopra dan sawit, Kadisbun Ir. Kuswari menyatakan rencana itu memang ada dan terus dilakukan pengembangannya, apalagi Inhil sudah dijadikan sebagai salah satu kawasan Cluster Pertanian di Riau. (adv/dli)