TEMBILAHAN, utusanriau.co – Musibah yang dibuat-buta, begitulah sebagian besar warga melihat fenomena kabut asap yang sedang terjadi, apalagi jika dibandingkan dengan kondisi daerah lain yang tengah banyak ditimpa bencana.
Dimana di tengah musibah banjir yang melanda banyak daerah di Indonesia, Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Indragiri Hilir justru kedatangan musibah tahunan lainnya, yakni kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan.
Dari pantauan Satelit NOAA 18 Badan Liungkungan Hidup Inhil, pada tanggal 21 Februari terdapat 13 titik api, kondidi ini meningkiat tajam dari seharisebelumnya, karena di Inhil tidak terpantau titik api.
Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Inhil, melalui Kepala Bidang Kerusakan Lingkdungan, Ardi Yusuf, jumlah titik api tersebut meningkat dari hari sebelumnya, yaitu pada Jum’at (21/2) yang tidak ditemukan titik api.
"Jika dibandingkan hari yang lalu yang sudah nihil, jumlah titik api yang terpantau pada Jum’at sore, (21/2) meningkat drastis hingga mencapai 13 titik,"tutur Ardi Yusuf, Jum’at kemarin (21/2).
Dijelaskan Ardhi, munculnya titik api tersebut, dikarenakan kebakaran hutan dan lahan yang kebanyakan dilakukan masyarakat dan perusahaan perkebunan.
Oleh karena itu, kondisi tersebut harus segera diantisipasi oleh semua pihak terkait, terutama aparat dan masyarakat setempat. Sehingga, titik api yang ditemukan saat ini dapat segera diminimalisir, agar tidak semakin meningkat jumlahnya.
"Untuk mengantisipasi meningkatnya titik api ini, kita minta masyarakat yang berkebun dan berladang, tidak melakukan pembakaran lahan, baik untuk membersihkan ataupun membuka lahan baru. Sebab, resiko yang ditimbulkan nantinya sangat besar, seperti terjadinya kebakaran hutan dan lahan,"terangnya.
Adapun wilayah-wilayah yang ditemukan titik api, yaitu Kecamatan Teluk Belengkong 1 titik, Pelangiran 3 titik, Mandah 1 titik, Gaung 2 titik, Kateman 1 titik, Tempuling 1 titik, GAS 1 titik, Pulau Burung 2 titik.(dli)
###