KIEV, UTUSANRIAU.CO - PBB menyebut konflik yang melanda wilayah Ukraina banyak berdampak pada anak-anak di negara tersebut. Dilaporkan sekitar 1.100 anak-anak di kota Donetsk yang dikuasai separatis pro-Rusia, terpaksa hidup di pengungsian bawah tanah.
"Kami berhasil mengakses 12 tempat penampungan bom di mana terdapat banyak warga dewasa dan para orang tua bersama anak-anak mereka," ujar utusan khusus badan perlindungan anak PBB, UNICEF di Ukraina, Giovanna Barberis seperti dilansir AFP, Rabu (28/1/2015).
"Mereka tidak bisa pergi keluar, mereka tidak pergi ke sekolah," tuturnya kepada wartawan di Jenewa, Swiss via komunikasi internet.
"Anak-anak yang ada di area terdampak mengalami stres tingkat tinggi karena konflik yang terus berlanjut," sebut Barberis.
"Mereka yang paling rapuh ialah mereka yang dipaksa mengungsi di ruang bawah tanah dan penampungan bom yang dingin dan ramai serta tidak sehat," tuturnya.
Dalam laporannya, Barberis juga menyebut adanya laporan sejumlah anak yang sengaja direkrut untuk ikut bertempur. Namun laporan ini, menurut Barberis, tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Separatis pro-Rusia menduduki sejumlah wilayah Ukraina bagian timur dalam pertempuran, yang kembali pecah setelah gencatan senjata pada bulan September 2014 lalu dilanggar. Otoritas Uni Eropa mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, setelah konflik kembali pecah di Ukraina bagian timur.
Berlangsung sejak Maret 2014 lalu, konflik Ukraina telah menewaskan 5.100 orang. (detiknews.com)