PEKANBARU,UTUSANRIAU.CO - Persoalan kemacetan yang terjadi di Kota-Kota besar di Indonesia seperti Jakarta, sangat erat kaitannya dengan penataan ibo Kota negara Republik Indonesia pada masa lalu.
Hal itu dikemukakan Rektor Politeknik Enjinering Indorama, Profesor tamu University of East London dan UNIMAS Malaysia Prof Dr Ir Resdiansyah Mansur ST MT, saat memberikan kuliah umum di Fakultas Teknik (FT) UIR dengan materi Intelegence Transport Infrakstructure System, Selasa (25/02/14) di kampus UIR Pekanbaru.
"Masalah transportasi dinegara maju dan berkembang sering menjadi persoalan komplek. Tidak sedikit kerugian yang ditimbulkan dari masalah transportasi baik dari segi materi dan non materi," sebutnya.
Pria yang pernah mengecam pendidikan di SMAN 1 Pekanbaru yang menjadi perantau di Malaysia tersebut menuturkan, sebelum membangun sebuah kota yang paling penting sekali membangun infrastruktur transportasinya sehingga masalah transportasi yang ditimbulkan dapat terasi jika tata kota direncanakan secara baik.
Menurut Prof Resdiansyah, insfrastruktur transportasi merupakan komponen pendukung kelancaran perekonomian. Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian ditentukan oleh trarspotrasinya."Dinegara maju masalah transportasi juga ada, namun melalui kemajuan teknologi masalah transportasi bisa teratasi. Lain hal dengan negara berkembang, jika transportasi ini tidak padukan dengan teknologi akan menjadi persoalan serius seperti yang terjadi di Jakarta saat ini," katanya.
Ia menambahkan, negara maju dan negara berkembang dapat dilihat dari bentuk sistem infrastruktur yang diterapkan. Sistem itu juga sebagai penentu kelancaran transportasi. Terjadinya kemacetan, macet total dan macet merayap di bedakan dari sistim yang diterapkan. Negara maju, bukan berari tidak mengalami kemacetan. Namun kemacetan itu terjadi tidak macet total melainkan tetap merayap.
"Dinegara berkembang kemacetan terjadi sampai tidak bisa bergerak, artinya macet total. Untuk itu perlu sistim infrastruktur yang baik, baru bisa menjadi bangsa maju. Sebab, roda perekonomian akan tumbuh pesat,"papar Resdinasyah.
Sementara, Dekan Fakultas Teknik UIR, H Kudus Zaini ST MT saat membuka kuliah umum mengatakan jumlah peserta kuliah umum ini di berjumlah 200 orang terdiri dari mahasiswa pasca sarjana, mahasiswa teknik dan dosen dilingkungan universitas. Kuliah umum perdana disemester genap ini, peserta betul betul bisa mengambil manfaat dari apa yang disampaikan oleh sang professor.
Selain ahli dalam ilmu trasportasi dari Malaysaia, Prof Resdinasyah juga seorang Direktur Politeknik Enjinering Indorama. Pemaparan system trasportasi dengan IT itu, apakah bisa diterapkan di Riau atau tidak. Namun, sebelum diterapkan, pihak fakultas akan mempelajari, pertimbangkan dan perlu kajian yang mendalam apakah sistem trasportasi dengan IT bisa diterapkan di Riau atau tidak, itu yang di paparkannya.
"Transportasi di Malaysia saya rasa bisa dijadikan rujukan karena system trasportasinya sudah sangat tertib dan teratur,” kata Kudus. (ris)
###