JAKARTA - Masih ingatkah Anda mengenai gantungan kunci “anti begal” yang sempat menyita perhatian publik beberapa waktu lalu---gantungan kunci yang diproduksi terbatas oleh online
shop Evriz Souvenir and Craft. Kreativitas tersebut datang dari sang pemilik, laki-laki inspiratif berusia 27
Laki-laki yang akrab disapa Rizki ini bukan anak yang berasal dari keluarga berada. Ia hanya seorang lulusan
SMA yang merasakan sulitnya mencari pekerjaan. “Saya berusaha mendapatkan pekerjaan kemana-mana
dan berkali-kali ditolak,” terang Rizki sambil tersenyum. Rizki mengaku sempat depresi karena hal tersebut,
hingga suatu hari ia tidak sengaja mendengar doa sang ibu. “Saya ingat betul ibu mendoakan saya sambil
menangis,” kata Rizki dengan mata berkaca-kaca. Semenjak itu Rizki bangkit dan berjanji akan
membahagiakan ibu dan keluarganya kelak.
Akhirnya ia mencoba berbagai pekerjaan kasar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Saya sempat
menjadi pemulung, pengamen, bahkan kuli bangunan,” ujar Rizki. Usaha-usaha tersebut nyatanya tidak
berhasil. Kebutuhan Rizki dan keluarga tetap tidak terpenuhi.
Suatu hari seorang kerabat memberikan buku yang berisi mengenai kerajinan tangan berbahan
dasar clay (sejenis tanah liat). Rizki membaca buku itu dengan seksama, kemudian ia tergerak untuk mulai
bereksperimen, membuat kerajinan tangan dari clay yang ia beli dari uang hasil penjualan kasur bekas.
Tidak hanya sampai di situ, Rizki kemudian memasarkan hasil kreasi clay yang telah ia buat. Rizki
menjelaskan dengan semangat, “Saya jual produk eksperimen itu di pinggir jalan dan ternyata laku.”
Respon yang baik dari masyarakat sekitar memacu Rizki kembali memutar otak untuk menemukan solusi
guna memperluas pasar. “Kalau jualan di pinggir jalan, yang membeli hanya sebatas mereka yang lewat
jalan itu saja,” tambah Rizki. Akhirnya ia memutuskan untuk memasarkan produk melalui media sosial
karena dinilai sedang trend di kalangan anak muda, target pasar utamanya. "Saat ini jual beli via internet
menjadi trend tersendiri bagi anak muda dan kebetulan mereka adalah pangsa pasar utama Evriz Souvenir
and Craft (nama tokoonline Rizki),"terang Promosi melalui media sosial ternyata mendatangkan keuntungan. Rizki mulai kedatangan order dari luar
negeri. Ia menyatakan, “Setelah pemasaran dilakukan melalui media sosial, datang banyak pesanan dari
luar negeri, seperti Brunei Darussalam dan Korea Selatan.”
Walaupun pesanan sudah datang dari berbagai penjuru dunia, Rizki tetap memiliki harapan agar produknya
meraja di negeri sendiri. “Saya berharap produk Evriz Souvenir and Craft lebih dikenal oleh masyarakat
Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata Rizki. Ia kemudian mencari media promosi yang lebih efektif
dalam rangka memperkenalkan produknya di dalam negeri, lalu seorang kerabat menggiringnya kepada
Sebuah online marketplace, Tokopedia. “Sistem yang ditawarkan Tokopedia tidak hanya memberi
kenyamanan kepada pembeli, namun juga bagi penjual online seperti saya,” terang bapak satu anak ini.
Rizki juga menyatakan bahwa Tokopedia membantunya merangkul lebih banyak konsumen dalam negeri.
“Saat ini produk Evriz Souvenir and Craft lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia,” kata Rizki. Peningkatan
order membuat Rizki harus membangun sebuah toko offline guna meningkatkan hasil produksi dan
memenuhi permintaan pembeli. Kesuksesan yang ia raih saat ini tidak membuat Rizki melupakan masa-
masa sulit yang sebelumnya ia alami. Bercermin dari masa lalunya, Rizki kini mempekerjakan anak-anak
muda berlatar pendidikan rendah, yang sehari-hari berprofesi sebagai pengamen, untuk mendukung proses
produksi di toko offline-nya yang terletak di bilangan Bogor.
Sukses menurut Rizki adalah ketika dirinya berhasil membawa dampak bagi lingkungan sekitar. “Kesuksesan
adalah saat dimana kita mampu dan mau mengabdi kepada sekitar, membuat orang-orang yang ada di
sekitar kita menjadi lebih baik,” ujar Rizki dengan lantang.
Saat ini, selain mengelola Evriz Souvenir and Craft, Rizki juga aktif memberikan pelatihan, baik dari segi
kreativitas, maupun promosi produk. Ia aktif tercatat sebagai seorang trainer di sebuah komunitas UKM,
Kampung Wisata Bisnis Tegal Waru. Adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi Rizki jika kegiatan berbisnis
juga diimbangi dengan kegiatan berbagi. “Jika bekerja hanya ditujukan untuk mengejar materi, kita tidak
akan pernah merasa puas, maka sebaiknya kita tidak lupa mendedikasikan diri kepada sekitar,” tutup Rizki.
Tokopedia merupakan online marketplace yang memungkinan setiap individu dan pemilik bisnis di
Indonesia membuka dan mengurus toko online mereka secara mudah dan bebas biaya, sekaligus
memberikan pengalaman jual beli online yang aman dan nyaman. Tokopedia berdiri pada 17 Agustus 2009,
dengan visi Membangun Indonesia yang lebih baik melalui Internet. Pada Oktober 2014, Tokopedia menjadi
perusahaan internet pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan investasi sebesar 100 juta USD dari
Softbank Internet & Media dan Sequoia Capital.**
PENULIAS: Antonia Adega (PR-Media Relations Specialist at PT Tokopedia)
###