Arti menjadi sangat penting untuk diperhatikan, karena arti memberikan sebuah pengertian, dengan arti seseorang bisa tersesat jika salah membuat pengertian. Lebih buruknya lagi salah pengertian dan yang lebih diartikan salah akan lebih menyalah dan menyesatkan.
Arti adalah nilai, arti memberi makna atau nilai dan bahkan arti juga ikut memberikan harga. Apalah arti sebuah nama, jangan disalah artikan bahwa nama memberikan arti yang tinggi, dari nama arti dapat diberikan, dari nama doa dapat disampaikan, dari nama segala sesuatu dapat dimulai.
Salah arti membawa dampak ke salah pengertian, dengan salah pengertian maka akan membuat salah pemahaman, dengan salah pemahaman juga akan berdampak terhadap salah perbuatan. Hal ini menjadi satu rangkaian kata dan rangkaian makna yang perlu direnungkan, perbuatan yang salah akan memberikan dampak kepada hasil yang salah.
Kesalahan kepada hasil memberikan musibah kepada banyak diri sendiri dan bahkan kepada orang lain, jika hal yang menanggung hanya diri sendiri itu merupakan akibat yang ditanggung diri sendiri dan jika hal ini berakibat kepada banyak orang, niscaya akan membuat malapetaka.
Salah arti dunia akademik secara teoretis, logika menjadi dasar pertimbangan pertama bagi seseorang untuk menganalisis dengan logika segala sesuatunya menjadi mungkin untuk dipahami.
Logika yang keliru membawa pemahaman menjadi keliru dan hal ini menjadi apa yang dilakukan menjadi tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya dan terkadang cenderung memaksakan dan bahkan mengada-ngada.
Sebagai permisalan: seorang akademisi salah mengartikan tentang data. Data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif yang dibagi menjadi data diskrit dan kontinum dan dibagi menjadi data nominal, ordinal, interval dan rasio.
Hal ini yang menjadikan pemahaman dalam penggunaan metode dalam analisis seperti analisis statistik parametrik dan non parametrik. Apabila salah mengartikan data, niscaya salah pengertian terhadap penggunaan alat analisis dan ini berdampak kepada hasil yang irasional dan bahkan cenderung memaksakan makna. Hasil analisis tidak sesuai dengan logika dan menjadikan penalarannya keliru.
Salah arti dari pemerintah secara praktisi, hasil analisis yang salah terhadap apa yang disalah artikan akan memberikan arti tersendiri dalam dunia prakteknya. Secara praktis, bahwa apa yang sudah dirumuskan oleh alim ulama akan dilaksanakan dan bahkan petunjuk tersebutlah yang selalu dijadikan acuan oleh umarok.
Umarok akan melaksanakan segala sesuatunya demi mencapai tujuan yang baik. Tujuan yang baik menjadi satu misi bagi umarok, ibarat seorang nakhoda membawa sebuah kapal.
Nakhoda akan selalu mengacu pada petunjuk berupa kompas dan bahkan bintang. Karena dia yakin bahwa kompas memberikan kebenaran arah dan atau bintang menjadi acuan dalam menentukan arah.
Keyakinan ini akan membawa kepada pencapaian tujuan kapal berlayar. Kesalahan dalam mengartikan makna oleh alim ulama memberikan dampak kepada pengertian umarok dalam mengaplikasikan rumus yang diberikan alim ulama demi mencapai tujuan yang sebenarnya.
Salah arti dari masyarakat secara manfaat, masyarakat sebagai akibat dari apa yang dilakukan oleh umarok yang berdasarkan alim ulama atau penerima manfaat. Pada hakekatnya masyarakat hanya mampu menerima apa yang diberikan dan diperbuat oleh umarok.
Masyarakat hanya membisu dan selalu tidak mampu membuat perubahan besar, karena salah arti dari umarok terhadap kesalahan rumus alim ulama, maka masyarakatlah yang menerima padahnya/akibatnya.
Permisalan: dalam menentukan hari pertama puasa dan bahkan diikuti dengan menentukan hari raya idul fitri, alim ulama beserta umarok membicarakan dan mempelajari serta meneliti dengan seksama.
Ketelitian tersebut berdampak kepada keputusan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Kekhilafan memang sudah menjadi sesuatu yang lumrah, namun apabila kekhilafan dilakukan dengan unsur kesengajaan dan bahkan unsur ego, maka menjadi sesuatu yang berdosa.
Dosa ini bukan saja dirasakan pada diri sendiri, hal ini akan juga ikut menanggung dosa orang banyak akibat salah merumuskannya.
Masih banyak lagi permisalan kesalahan yang dilakukan oleh umat manusia, disadari bahwa kekhilafan adalah letaknya pada diri manusia dan yang maha kuasa selalu memberikan ampunan kepada hamba Nya yang mohon ampun dari kesalahannya, karena yang maha pengampun lagi maha penyayang.
Sebelum terlambat, marilah kita bersama-sama mohon ampun kepada Nya atas kesalahan dalam mengartikan segala sesuatunya dan meminta petunjuk dan hidayah Nya untuk dapat ditunjukkan ke jalan yang benar. Amiiin.
Penulis:
Fatkhurahman
Dosen dan Pemerhati Daya Saing SDM Lokal