Nepal Terancam Penyebaran Penyakit

Selasa, 05 Mei 2015 | 11:05:30 WIB

NEPAL, UTUSANRIAU.CO - Lembaga bantuan internasional memperingatkan Nepal menghadapi risiko serius munculnya berbagai penyakit pasca gempa.

Jumlah lokasi pengungsian yang kurang, air yang tercemar dan sanitasi yang buruk dapat mengakibatkan penyakit kolera, disentri, dan penyakit-penyakit lain akibat air yang terkontaminasi.

Komite Darurat Bencana dari Inggris DEC menyebutkan di beberapa wilayah warga membuang air di tempat terbuka, dan perlu diatasi segera. Gempa berskala 7.8 itu sekarang diketahui menewaskan lebih dari 7.000 orang dan melukai lebih dari 10.000.

Lebih dari 4.000 pekerja kemanusiaan dari seluruh dunia sedang membantu sedang membantu upaya operasi penyelamatan. Seorang juru bicara DEC, Komite yang merupakan gabungan dari 12 lembaga amal, mengatakan telah menerima laporan mengenai wabah diare dan infeksi dada.

Lembaga-lembaga di bawah naungan DEC bekerja untuk menyediakan tempat penampungan darurat yang lebih baik dan memastikan air minum serta sanitasi menjadi bagian dari respon darurat.

Skala dan biaya aspek ini masih sedang diteliti namun jelas bahwa tindakan itu diperlukan sekarang sebelum musim hujan dimulai pada bulan Juni, kata seorang juru bicara.

"Kolera adalah endemik di Nepal, sehingga wabah tidak akan mengejutkan, tahun lalu 600 orang terjangkit kolera dan pada tahun 2009 wabah besar berdampak pada lebih dari 300.000 orang," tambahnya.

Seruan bantuan dari DEC sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari Pound 33juta atau Rp650 milyar dan pemerintah Inggris telah memberikan bantuan kemanusiaan sebesar Pound 17,5juta atau Rp345 milyar sampai saat ini, menjadikan mereka donor internasional terbesar.

Truk-truk air dikirim ke berbagai kamp pengungsi untuk menyediakan air minum bagi para pengungsi, mendirikan toilet di kamp tersebut dan mendistribusikan bantuan kesehatan keluarga dan memberikan informasi mengenai pentingnya cuci tangan.

Penyelamat asal Inggris juga memainkan peran kunci dalam upaya bantuan yang dilakukan menyusul gempa Nepal.

Diantaranya upaya bantuan yang dilakukan Tim SAR Internasional Inggris yang dikerahkan oleh Departemen Pembangunan Internasional telah membawa seorang gadis berusia empat tahun dengan cedera kaki serius ke rumah sakit darurat untuk pengobatan dan mengobati lengan patah seorang anak muda menggunakan botol plastik sebagai ganjalan.

Glynnis Brooks, kepala kesehatan, air, sanitasi dan kebersihan di Palang Merah Inggris, mengatakan: "Air dan sanitasi masih sangat kritis pada tahap ini, karena mereka yang terkena dampaknya umumnya jauh lebih rentan terhadap penyakit.

"Mengingat skala kerusakan infrastruktur dekat pusat gempa, rehabilitasi pasokan air akan memakan waktu, sehingga sangat penting bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan membantu pemerintah dengan menyediakan pasokan air bersih."

Di antara lembaga anggota DEC, Oxfam telah menyediakan air dan sanitasi di empat kamp di lembah Kathmandu dan Action Aid telah mendistribusikan bingkisan disinfektan untuk membersihkan diri bagi 2.500 orang di daerah Khokana dan Paanga di luar Kathmandu.

Care telah memberikan jerigen dan barang-barang kebersihan termasuk sabun, dan juga mendistribusikan tablet pemurni air untuk orang-orang yang rentan terhadap penyakit yang diakibatkan air tercemar seperti diare. (detiknews.com)

Terkini