Situ gintung,utusanriau.com-Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menjadi wilayah maritim yg luas. Dengan garis pantai 91.000 kilometer memiliki potensi geografis yang sangat besar. Namun demikian, tidak sedikit masalah muncul karena luasnya wilayah maritim Indonesia. Antar pantai pada setiap pulau belum dapat terkoneksi secara keseluruhan, terutama antar pulau-pulau terluar, banyaknya pencurian ikan, pengamanan perbatasan laut, distribusi guru dan dokter ke pulau-pulau kecil, ambulan dan perpustakaan, dan banyaknya pasen rujukan dari masyarakat pulau terpencil ke rumah sakit rujukan dan lain-lain. Selain itu pentingnya memperkuat dan mendorong pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah pulau-pulau terluar dan saling terhubung.
Sementara itu kondisi perairan dan teknologi transportasi laut masih menjadi kendala, oleh karena itu upaya merangkai keterhubungan antar pulau-pulau dalam satu kesatuan maritim dan kepulauan yang padu sebagaimana Deklarasi Juanda pada 1957 lalu menjadi sebuah keniscayaan yang belum dapat terwujud secara utuh.
Hal tersebut di atas mendorong Institut Maritim Indonesia (IMI) mengambil peran dalam setiap usaha dan riset utk mengembangkan wahana alat transportasi laut. Salah satunya penelitian wahana transportasi laut. Dan sejak awal 2013 IMI telah memulai riset wahana transportasi laut dengan mengembangkan teknologi yang mengoptimalkan efek permukaannya, yakni
perahun terbang, atau 'flyingboat'.
Flyingboat atau perahu terbang yg sedang diriset dan dikembangkan IMI dalam setahun terakhir ini, berteknologi "Ground Effect Vehicle Enhance Revolution Ordinary Ship (GEVER-OS)". Sebuah teknologi yg dikembangkan dari konsep memadukan pesawat ringan dan speedboat. Penelitian ini masih berlangsung dan akan berakhir pada April tahun depan dimana akan diluncurkan Prototipenya. Pada saat ini sudah mencapai tahapan pembuatan model skala 1:5. Model skala ini merupakan salah satu proses tahapan riset yang harus ditempuh sebelum dibuat prototipenya.
Prototipe yang sedang didesain dan pilihan teknologi, diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan sebagaimana diatas. Dengan demikian nantinya kita memiliki wahana transportasi laut yang hemat bahan bakar, memiliki kecepatan tinggi, diatas kecepatan perahu atau/speedboat konvensional, serta mampu terbang diatas permukaan laut dalam ketinggian 150 meter.
Prototipe wahana flyingboat GEVER-OS diharapkan sudah bisa diluncurkan pada April tahun mendatang.
Sebagaimana perencanaannya, prototipe flyingboat GEVER-OS didesain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pantai, kepulauan, pengawasan wilayah pantai, mengatasi pencuarian ikan, ambulan keliling, guru dan dokter antar pulau, pemetaan laut, serta menjadi wahana dalam penanggulangan bencana di laut dan kepulauan.
Flyingboat GEVER-OS sendiri termasuk pesawat amfibi yang bersayap tetap dan dilengkapi dengan lambung untuk memungkinkan pendaratan di air. Keuntungannya tentu saja bisa mendarat dan lepas landas, dan "berbaring" di air, tidak memerlukan landasan tanah.
Untuk penggunaan dalam bidang pertahanan, flyingboat biasanya digunakan untuk patroli maritim dan misi penyelamatan udara-laut. Hari ini, mohon doa akan diluncur model skala flyingboat GEVER-OS karya IMI ini. Mudah-mudahan bisa menjadi solusi meningkatkan konektivitas dan pengawasan perairan Nusantara serta menjadi kebanggaan Indonesia.
Rencana Spesifikasi Prototipe Flyingboat GEVER-OS
Daya jelajah: 1200 km
Berat Kosong Wahana: 900kg
Berat Maksimum: 1600kg
Penumpang: 4 org + 1 Operator
Lebar: 220cm
Tinggi: 290cm
Lebar Sayap: 1220cm
Panjang : 860cm
Maksimum isi tanki: 220 lt
Bahan Bakar: 98 Oktan RON/Avgas
Tenaga Penggerak: UL 520iS, 200HP, 5200cc, 6 Cylinder (UL-Power Aero
Engines, Belgium)
Kecepatan Maksimum: 220 Km/Jam
Kecepatan Jelajah: 180 Km/Jam
(rls)
###