Bengkalis, utusanriau.co - Sejak dua hari belakangan kabut asap semakin tebal menyelimuti udara diseluruh wilayah Kabupaten Bengkalis. Kalau sebelumnya, kabut asap lebih tebal pada malam hari jelang pagi hari karena tiupan angin kencang membuat kabut berpindah lokasi, namun sejak Selasa (11/3) kemarin kabut mulai menebal pada siang hari.
Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di hampir merata tempat di kabupaten Bengkalis semakin memperburuk kondisi udara. Jika sebelumnya kabut asap bergerak kedaerah lain seperti Pekanbaru, Kampar, Pelalawan dan lainnya, saat ini kondisi udara di bengkalis dikategorikan tidak sehat dan mulai berbahaya untuk kesehatan masyarakat, khususnya balita dan anak-anak.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) kabupaten Bengkalis Arman AA Kamis (13/3/41) siang menjelaskan bahwa kondisi udara di pulau Bengkalis mulai tidak sehat karena kabut asap mulai menebal. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pulau Bengkalis diperkirakan melebihi 400, sedangkan di kecamatan Mandau dan Pinggir sudah mencapai angka 500 sama halnya dengan ISPU di kota Dumai.
"Kabut asap sejak dua hari ini mulai tebal pada siang hari. Jika sebelumnya kabut asap terjadi pada malam dan pagi hari, sekarang ini karena angin-angin yang berubah-rubah membuat kondisi udara mulai berkabut dan membahayakan bagi kesehatan masyarakat,"ungkap Arman.
Arman menghimbau pada seluruh masyarakat di Bengkalis pada saat keluar rumah supaya mengenakan masker sebagai antisipasi berbagai kemungkinan serangan penyakit. Apalagi karhutla itu sendiri terjadi dibeberapa wilayah kabupaten Bengkalis, dan masyarakat langsung terkena dampak karhutla yaitu kabut asap. (adv/bp)
###