PELALAWAN, UTUSANRIAU.CO - Belum usai kabut asap menjadi bencana bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan dan Riau umumnya. Musibah kali ini di para pedagang kecil yang sehari-sehari membuka kedainya di Gerai Tuah Sekata kembali mendapat ujian berupa musibah kebakaran yang meluluh lantakkan bangunan Pusat Jajanan Serba Ada,Kamis kemarin (13/4).
Musibah yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB itu tak banyak memberikan kesempatan bagi pemilik kios. Seketika saja para pemilik kantin dan pengunjung panik. Hanya sebagian dari mereka sempat menyelamatkan barang dagangan. Selebihnya, ludes diamuk kobaran api yang seperti mendapatkan bahan bakarnya karena material di kantin Gerai Tuah Sekata itu hampir seluruhnya terbuat dari kayu, baik berupa bloti maupun triplek.
Menurut seorang saksi mata yang rumahnya tak jauh dari Pujasera, Parijo, pada jam 11.00 WIB itu dirinya mendengar suara ledakan cukup keras. Diduga berasal dari tabung gas. Setelah itu langsung muncul kobaran api sangat besar.
"Ledakannya cukup kuat, tak lama api langsung membesar," katanya pada media ini di lokasi musibah.
Hanya dalam waktu sekitar tigapuluh menit, seluruh bangunan yang cukup besar tersebut ludes. Sementara para pemilik kios di pusat jajanan serba ada (Pujasera) atau Gerai makan Pangkalan Kerinci tak kuasa membendung air matanya. Pasalnya, kebakaran hebat yang meluluh lantakkan kantin milik mereka di Pujasera Tuah Sekata itu sama artinya mematikan sumber penghasilan mereka.
"Saya tak tahu lagi mau usaha apa, semua modal saya ada di kedai itu," kata salah seorang pedagang, Teni, pada media ini di lokasi musibah.
Dari pantauan media ini di lapangan, hampir seluruh pedagang gerai tak kuasa menahan air matanya, melihat semua peralatan penunjang dagangan dilalap sijago merah. Bahkan, masyarakat begitu sulit menenangkan para pedagang ini. Pemicu kesedihan para ibu-ibu ini cukup beralasan. Pasalnya, sejumlah barang-barang seperti tivi, kulkas yang habis dilalap si jago merah itu statusnya masih berhutang alias kredit di sebuah finance.
"Gimana kami tak bingung, Bang, semua barang-barang yang habis terbakar itu kami masih berhutang, masih kredit tapi sekarang ludes semuanya," isak salah satu pemilik kios makan, Uniang Vera .
Ia mengaku pada saat kobaran api, dirinya sedang di Pasar Baru Pangkalan Kerinci melakukan belanja rutin untuk keperluan dagangan harian. Ia baru mengetahui peristiwa itu setelah api membesar. Tak pelak, seluruh barang-barang miliknya tak bisa diselamatkan.
Begitu juga, salah seorang pedagang lainya, Ferdinan. Menurutnya, seluruh benda-benda penunjang dagangan ludes dan tak berhasil diselamatkan. Sebab, pada kejadian kios dia tersebut sedang tutup.
"Kios itu bukanya cuma pada malam hari saja. Jadi habis sudahlah peralatan elektronik disitu," tukasnya.
Sementara itu Kapolsek Pangkalan Kerinci, Kompol Arwin belum bisa memastikan penyebab kebakaran gerai makan ini. Namun kabar yang beredar dilapangan sumber penyebab adalah api kompor milik salah satu kios.
"Ini baru sekedar dugaan sementara saja dan issu-issu yang kita dapat di lapangan penyebab oleh api kompor dari salah satu pemilik kios. Namun ini bersifat dugaan dan informasi masih pasti melalui hasil penyidikan," ujar Arwin.
Terpisah, Daman, pengelola Gerai makan BUMD Tuah Sekata, ketika dihubungi menjelaskan bahwa dari 40 kios disewa oleh pedagang hanya 28 kios saja yang terisi. Diakuinya bahwa gerai makan tersebut dikelola olehnya sejak tahun 2011.
"Saya yang mengelolanya, sejak 2011 namun beroperasinya sudah lama. Setiap kios dipungut Rp 300 bagi para penyewa," katanya.
Untuk kerugian akibat kebakaran tersebut Daman belum bisa menyebutkan secara terperinci. Pasalnya, gedung gerai itu adalah milik Pemda Pelalawan sementara BUMD Tuah SEkata hanya bersifat mengelola saja.(UR2)
###