Pekanbaru, Utusanriau.co - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) kota Pekanbaru dimusim kemarau dan bencana asap ini intens melakukan peremajaan pohon pelindung. Tentunya ini merupakan dampak dari musim kering yang terjadi sejak awal Januari lalu.
Menyebabkan banyak pohon-pohon pelindung yang rantingnya mulai mengering, daun-daunnya berguguran dan satu persatu pohon pelindung mengalami kematian dan stres karena tidak mendapat air sebagai sumber kehidupan.
Kepala DKP, Ir Syafril MT mengatakan, untuk saat ini pihaknya intens melakukan peremajaan terhadap pohon-pohon yang akan mati (stres) dan pohon yang mati. Bagi pohon yang mati maka langsung di tebang, dan untuk pohon yang stres tetap di lakukan penyiraman dengan air dan pemberian pupuk supaya tetap hidup.
"Karena cuaca saat ini ekstrim, maka untuk pengawasan terhadap pohon-pohon dan bunga di median jalan kami tingkatkan. Dan kami juga berharap kepada masyarakat untuk sama-sama menjaganya," kata Syafril kepada wartawan akhir pekan kemarin.
Khusus untuk pohon-pohon ditegaskan Syafril, selain disiram juga diberikan pupuk. ''Dan kepada pohon -pohon yang lalu itu akan dipangkas dan tebang, dan pohon yang berstatus stres akan dirawat dengan pupuk dan penyiraman. Untuk pohon yang mati dan membahayakan itu langsung di tebang," jelasnya.
Dikatakannya juga, sejak musim kemarau datang hampir semua tanaman hijau, termasuk bunga-bunga taman sudah menguning. Dan untuk tetap bisa hidup, DKP sudah menugaskan petugas taman untuk lebih intens melakukan pemeliharaan. "Tentunya selain menyiram juga melakukan penggemburan terhadap tanahnya, supaya air siraman itu bisa masuk ke dalam akar-akarnya," beber Syafril.
Untuk penyiramannya sendiri disebutkan Syafril dilakukan pada pagi dan malam hari. Waktu pagi dilakukan mulai pukul 06.00-08.00 WIB, dan waktu malam mulai pukul 20.00-22.00 WIB. "Penyiraman dua kali sehari, dan jam penyiramannya diambil diwaktu lalulintas tidak ramai," tutupnya. (ra)
###