Di Bengkalis, Soal Abrasi Pantai Masih Terus Terjadi

Senin, 17 Maret 2014 | 07:03:17 WIB

Bengkalis, utusanriau.co - Abrasi pantai di sejumlah titik di pulau Bengkalis sampai hari ini belum terakomodir penanganannya dari pemerintah daerah. Beberapa titik abrasi mulai dari Desa Muntai, Dusun Papal-Bantan Air, Desa Jangkang, dan Desa Meskom yang sampai hari ini menjadi keluhan masyarakat tempatan.

Hal itu diutarakan Munandar, S.Pdi, Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bengkalis nomor urut 4 dari Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Bengkalis, Senin (17/3) siang tadi. Munandar mengutarakan, dari hasil pertemuan dengan sejumlah masyarakat desa di Kecamatan Bantan dan Bengkalis ini, masyarakat mengeluhkan kondisi infrastruktur di pulau Bengkalis yang masih dirasakan belum memberikan nilai lebih di masyarakat.

Menurutnya, Ancaman abrasi pantai salah satunya, di mana hampir setiap tahunnya. Masyarakat di bibir pantai harus menerima kenyataan pahit, tanahnya di kikis secara perlahan-lahan, begitu juga areal perkebunan dan pertanian yang menjadi pekerjaan utama.

“Masyarakat di Bantan itu inginnya pemerintah lebih peduli dengan ancaman abrasi pantai ini. Saya beberapa waktu lalu turun ke sejumlah dusun di Desa Muntai. Desa tanah kelahiran saya itu, hampir terdapat 50 an kepala keluarga (KK) lebih yang kehilangan perkebunan dan pertaniannya, karena di hantam abrasi,”kata Munandar, Caleg Daerah Pemilihan (Dapil) Bengkalis I (Bengkalis-Bantan) ini.

Dikatakan Munandar, hampir 15 tahun berlalu. Kondisi abrasi pantai di sejumlah titik di pulau Bengkalis sama sekali tidak mengalami perubahan. Justru setiap tahun, abrasi pantai mengakibatkan hilangnya mata pencaharian masyarakat.

“Abrasi pantai ini menjadi ancaman besar, dan saya kemarin mendapat kabar jika masalah abrasi ini sudah menjadi perhatian Negara Jepang. Sampai mereka mencoba melakukan penelitian, dan berkeinginan untuk membantu penanganan abrasi di Bantan, khususnya di Desa Muntai,”kata Munandar perintis penyelenggara penjalanan umroh dan haji plus di Bengkalis ini. (bp)

Terkini