PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Yayasan Dompet Dhuafa lewat Makmal Pendidikan kembali melahirkan relawan pendidikan yang siap mengabdikan diri memperbaiki permasalahan di bidang pendidikan khusus untuk sekolah yang berada di daerah marginal dan sekolah yang berada di kota.
Para relawan ini berjumlah sembilan belas orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka terdiri dari sepuluh orang putra dan sembilan orang putri yang kemudian menyebut diri mereka sebagai Laskar Nusantara.
Para Pendekar Laskar Nusantara itu adalah Siti Kurniawati (Medan, Sumatra Utara), Kitty Andriany (Rokan Hulu, Riau), Agung Rakhmad Kurniawan dan Forta Oktariansah (Palembang, Sumatera Selatan), Shoffie Afrianur (DKI Jakarta), Sofiyan Hadi (Bekasi), Siti Sahauni (Banten, Serang), Benning Rizahra (Kuningan, Jawa Barat), M. Syaeful Bahri (Tegal, Jawa Tengah), Arby’in Pratiwi (Purworejo, Jawa Tengah), Andri Yulian Christyanto (Ponorogo, Jawa Timur), Fitri Ayu Indriasari (Tulungagung, Jawa Timur), Saidina Ali dan Hamidun ( Pontianak, Kalimantan Barat), Achmad Salido dan Shalipp Sanri Geolfano (Muna, Sulawesi Selatan), Sumarni (Bima, NTB), serta Rokhani (Sumbawa, NTB).
Tiga bulan masa pembekalan ilmu di dalam naungan Sekolah Guru Indonesia (SGI) sekaligus SHARE (SGI Help and Care) di Tasik Malaya serta pembinaan karakter sejak 8 November 2015 di Kampus SGI-DD menjadikan para
pendekar Laskar Nusantara siap menjalankan tugasnya sebagai Guru Konsultan.
Mereka akan disebar di sepuluh titik lokasi penempatan oleh Divisi Optimalisasi Sekolah (OS) untuk membentang kebaikan di tanah air selama dua belas purnama terhitung mulai tanggal 10 Februari 2016. Dalam hal ini, terdapat empat tipe sekolah yang menjadi sasaran sebagai penerima manfaat yaitu masing-masing satu sekolah kota dan sekolah urban, lima sekolah desa dan tiga sekolah beranda.
Konsep penentuan lokasi penempatan untuk SGI Professioanal Class angkatan ke-XVI ini adalah kembali ke daerah asal. Jika ternyata tidak terdapat sekolah sasaran di daerah asal mahasiswa SGI, maka mereka akan ditempatkan ke daerah terdekat dari daerah asalnya.
Guru Konsultan beserta lokasi penempatan diantaranya untuk kategori sekolah beranda adalah Kitty Andriany dan Siti Kurniawati (Kp. Meranti, Riau), Achmad Salido dan Shalipp Sanri Geolfano (Nunukan, Kalimantan Utara), serta Saidina Ali dan Hamidun (Kapuas Hulu, Kalimantan Barat). Kategori sekolah desa diantaranya Forta Oktariansah dan Andri Yulian Christyanto (Muratara, Sumatera Selatan), M. Syaeful Bahri dan Agung Rakhmad Kurniawan (Tasik Malaya, Jawa Barat), Fitri Ayu Indriasari dan Siti Sahauni (Serang, Banten) Sumarni dan Rokhani (Manggarai Barat, NTT) serta Sofiyan Hadi dan Muhammad Firman (Poliwali Mandar, Sulawesi Barat). Kategori sekolah kota dan sekolah urban masing-masing adalah Benning Rizahra (Cianjur, Jawa Barat)
serta Shoffie Afrianur dan Arby’in Pratiwi (DKI Jakarta).
Program yang akan dijalankan oleh Guru Konsultan di daerah penempatan adalah Program Sekolah Literasi Indonesia yaitu program dari Makmal Pendidikan yang merupakan program pengembangan sekolah untuk mewujudkan
model sekolah berbasis masyarakat dengan fokus pada peningkatan kualitas sistem instruksional (pembelajaran) dan juga budaya sekolah dengan kekhasan Literasi.
Penjabaran dari fokus tersebut adalah mengembangkan kemandirian sekolah pada 6 jenis keunggulan yaitu kecakapan literasi, efektivitas pembelajaran, kepemimpinan instruksional, lingkungan belajar yang kondusif, pembentukan karakter/akhlak dan efektivitas manajerial. Program ini dilaksanakan di 20 sekolah yang ada di Indonesia dari Pulau Jawa sampai Papua.
"Guru konsultan yang telah dibina, siap menginisiasi sekolah nonformal sekaligus mendampingi sekolah agar menjadi sekolah yang memiliki budaya literasi,"Papar Kitty.Kitty Andriany, S.Pd.**Rls
###