MERANTI, UTUSANRIAU.CO - Bu iis itulah namanya. Wanita muda yang mengabdikan dirinya di sebuah desa terpencil dengan 4 dusun sebagi tenaga kesehatan yakni bidan PTT. Usia muda dan keluarga barunya tak menjadi rintangan beliau mengabdikan diri dalam bidang kesehatan.
Keempat dusun yang menjadi wilayah kerja beliau di desa Sokop Kecamatan Rangsang Pesisir ini terdiri dari dusun Tenong, dusun Repan, dusun Sokop dan dusun Bandarraya yang kini adalah tempat saya bersama rekan mengabdi.
Untuk menciptakan generasi yang berpendidikan tak mutlak hanya bisa pandai dalam pemikirannya tapi bagaimana anak sehat dan akan menjadi generasi yang mampu mengangkat martabat keluarga dan desa yang membesarkan mereka.
Tepat tanggal 15 Februari lalu adalah pertemuan pertama kami di balai posyandu. Kegiatan posyandu di dusun kami ini dilakukan pada tanggal 15 setiap bulannya. Melihat semangat para ibu-ibu yang membawa bayi dan balitanya untuk mendapatkan imunisasi membuat saya berfikir lagi bahwa desa terpencil tak selamanya menjadi desa yang tertinggal.
Meskipun jauh dari akses perkotaan yang serba terpenuhi segala fasilitasnya lantas membuat masyarakat dengan suku asli ini tertinggal.
Untuk menjadikan anak-anaknya pintar harus sehat terlebih dahulu. Nah, dari posyandu rutin inilah para orang tua didorong untuk peduli tentang tumbuh kembang anak. Setelah anak sehat maka itu akan memudahkan anak menerima ilmu pengetahuan dalam pendidikannya.
Dengan bantuan 5 orang kader posyandu bu Iis memutus ketidakberdayaan masyarakat dalam hal kesehatan untuk menciptakan generasi Sehat dan Cerdas yang akan menjadi pemimpin masa depan. "yah saya hanya ingin melakukan yang terbaik dalam dunia kesehatan bu, karena kebetulan ibu mengabdi untuk pendidikan maka saya kaitkan bahwa
anak-anak sehat akan menunjang pendidikannya,"ujar beliau.
Salam anak sehat dan cerdas Kepulauan Meranti Siti Kurniawati - Guru Konsultan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa. ** Siti Kurniawati
###