Dalam pergaulan sehari-hari sering kita mendengar ungkapan "Tidak kenal maka tak sayang". Hal tersebut berlaku untuk apa saja baik itu di dalam perdagangan, perumahan, lingkungan, masyarakat dan lain-lain. Begitu juga manusia. Sebagai makhluk sosial penting untuk mengenal satu sama lain. Hal ini agar tidak terjadi persangkaan-persangkaan semata yang belum tentu kebenarannya. Sejatinya hanya dengan mengenal saja pun tidak cukup
menjadi modal agar seseorang menyayangi kita. Agar disayangi maka perlu menjalin hubungan yang lebih dekat. Salah satu caranya adalah langsung masuk ke lingkungan masyarakat secara menyeluruh untuk mengetahui dari berbagai aspek baik itu kehidupan keluarga, pekerjaan, kebiasaan, kepercayaan serta adat dan budaya suatu masyarakat tersebut.
Dari itulah, kami guru konsultan Sekolah Guru Indonesia-Dompet Dhuafa mengunjungi setiap warga yang mendiami Dusun Bandaraya, Desa Sokop untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kehidupan mereka sekaligus menjalin kedekatan emosional.
Dalam bahasa Arab, makna saling kenal mengenal disebut ta’aruf. Ta’aruf dapat diartikan saling mengenal, saling mengetahui manusia satu dengan manusia yang lain. Saling kenal mengenal tersebut harus didasari dengan kemanusiaan, persaudaraan, kecintaan serta ketakwaan kepada Allah SWT. tanpa membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat jabatan maupun agama. Dari saling mengenal ini, harapannya bisa terus mencapai tahapan-
tahapan ukhuwah yang lainnya seperti menjadi tafahum yang artinya saling memahami keadaan seseorang, baik sifat, watak maupun latar belakangnya. Tahap saling memahami ini akan menghindarkan seseorang dari perasaan tidak enak atau tidak cocok. Dengan begitu, jalinan kehidupan bermasyarakat bisa dijalani dengan sedikit mengendalikan ego tersebab memiliki latar belakang yang berbeda.
Selanjutnya, dalam kehidupan bermasyarakat, mutlak diperlukan sikap saling tolong menolong. Dalam islam, proses penyatuan kerja yang disebut tolong menolong ini dikenal dengan istilah ta’awun. Suatu kelompok masyarakat bisa saling tolong menolong apabila telah melewati tahap saling memahami (tafahum). Maka harapannya, ketika nanti kami sebagai guru konsultan yang juga akan menjalankan program pemberdayaan masyarakat bisa memahami masyarakat suku akit dan sebaliknya, akan terjalin penyatuan kerja, saling tolong menolong dalam menyukseskan program yang dibawa oleh Makmal Pendidikan-Dompet Tidak hanya sampai disitu, kami berharap tahap yang menjadi muara dari proses ukhuwah akan tercapai yaitu terletak pada timbulnya rasa senasib dan sepenanggungan, berbagi suka maupun duka dalam setiap langkah kerja.
Dalam ukhuwah islamiyah tahapan ini Tahapan-tahapan ukhuwah islamiyah tersebut memerlukan proses dan waktu yang panjang. Kami memulainya dengan mengunjungi warga masyarakat Dusun Bandaraya untuk memulai tahap ta’aruf serta menggali informasi tentang bagaimana keluarga, kepercayaan dan kebiasaan masyarakat suku akit sebagai modal menuju tahapan selanjutnya yaitu memahami (tafahum). Harapannya, kunjungan kami di setiap rumah akan menciptakan kedekatan dengan warga.
Penulis:
Kitty Andriany, S.Pd.
(Guru Konsultan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa)