Eforia, Marhaban Yaa Ramadhan

Rabu, 01 Juni 2016 | 03:06:37 WIB
Busro, S.Pd.i###

Dalam siklus perjalanan waktu selalu kita disuguhkan momentum dimana satu kali setahun para kaum muslimin muslimat disuluruh dunia baik yang diperkotaan sampai ke pelosok-pelosok desa semua dikunjungi tamu kehormatan yang menyapa kita dengan berbagai macam sentuhan kabaikan dan menawarkan produk-pruduk ibadah yang
melembutkan hati bernuansakan syuga dunia dan syurga akhirat. 

Maka dari itu tentutlah sikap para kaum muslimin muslimat menyambut tamu kehormatan Ramadhan dengan rasa syukur yang diaktulisasikan pada value keta’atan sebuah manifestasi personil dalam menyambut bulan suci ramadhan dengan euforia kebaiakan hal senada juga dilafazkan senandung Ramahdan yang dinyanyikan oleh Hadad Alwi yang menyampaikan bait –bait sya’ir religius bersama para penyanyi ciliknya dengan riang gembira. 

Rasa gembira ini tentunya bukan hanya milik mereka seorang, namun juga seluruh umat Islam di seluruh dunia yang juga merasa gembira dengan kehadiran bulan Ramadhan, bulan yang meletupkan sebuah euforia bagi umat Islam terlihat dari terukirnya senyum yang indah dibibirnya dan
aura yang mempesona di wajah dan hati umat muslim.

Substansi tersebut bersampulkan nilai tauhid sehingga tamu yang hadir ini dan kita yang menanti berada dalam sebuah chemistry yang mengharukan karena kedalaman rindu yang sudah lama tidak berjumpa. Diibaratkan dua kekasih suami dan Istri dimana suami pergi merantau dan istri ditinggalkan dikampung halaman, disaat mereka berjumpa maka yang lahirnya hanyalah nuansa suka cita, begitu juga halnya bulan suci ramadha sudah sebelas
bulan kita berpisah hanya menghitung beberapa hari lagi kita kembali berkumpul dirumah kedamaian, kebaikan baik yang berhubungan dengan Allah SWT maupun sosial.

Sudah semestinya pribadi muslim yang baik dengan membuktikan sikap nyata dengan menyambut ramadhan, hanya menghitung hari lagi kita akan bergabung dengan ramadahan.ada beberapa instruksi agama tentang euforia ramadhan.

Pertama.Menyambut ramadhan dengan sangat penuh suka cita Dimana kegembiraan menjadi sebuah penentu kualitas ibadah disaat kita berada pada bulan ramadhan.Ini tertuang dalam hadist Rasulullah SAW. Telah ada contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. 

Beliau bersabda, جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم…
"Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu- pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka".(HR. Ahmad)

Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat dan tabi’in, mereka sangat perhatian dengan bulan Ramadhan dan bergembira dengan kedatangannya. Maka kebahagiaan manakah yang lebih agung dibandingkan dengan berita dekatnya bulan Ramadhan, moment untuk melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat. Pada Hadist yang lain juga disampaikan "Barangsiapa yang bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan niscaya Allah
mengharamkan jasadnya dari neraka" Dari penjelasan hadis diatas kegembiraan yang berlanjut pada keta’atan dibulan ramadhan yang memanpaatkan diri untuk memperbanyak ibadah-ibadah mahdah maupun ghairumahdah dengan penuh kekhusyukan serta keikhlasan, tentu beroutput pada garani tuhan tentang suaka safety pembebasan diri dari api neraka dunia dan akhirat.

Kedua. Membersihkan diri baik zahir maupun bathin. Diri dan jiwa yang bersih menjadi hal urgensitas dalam mendulang kebaikan, perintah tentang hidup besih banyak kita temukan didalam Alqur’an dan hadist didalam kitab Hadist Arba’in Nabawiyah rasul bersabda : islam agama yang bersih maka bersihkanlah dirimu,maka sesungguhnya tidak masuk surga melainkan ia bersih. Ramadhan bulan yang suci untuk menyambutnta tentunya diri dan jiwa mesti pula suci agar ia bersinergi sehingga kebaikan Ramdhan tertanam pahalanya dikedalam kesucian jiwa.

Termasuk juga membersihkan rumah dan lingkungan. Islam memerintahkan kita untuk selalu hidup bersih dan sehat. Hal ini terbukti dengan perintah membersihkan diri dan tempat ibadah, terutama ketika ketika kita mau shalat atau melakukan ibadah lainnya. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, maka kita perlu menjaga kebersihan di rumah dan di sekitar lingkungan kita. Bila kita kedatangan tamu ke rumah kita atau ke desa kita, maka kita sibuk membersihkan rumah dan lingkungan kita. Bahkan rumah atau desa dihias sedemikian rupa, agar tampak indah dan bersih. Maka, begitu pula sepatutnya kita menyambut bulan Ramadhan.

Terlebih lagi, bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Tentu kita menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk dalam shalat lima waktu dan tarawih. Allah berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya.” (Al-Mukminun: 1-2). Kekusyukan dalam ibadah akan
mendatangkan ampunan Allah swt sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Jika kita menunaikan shalat lima waktu yang telah diwajibkan Allah Swt dengan whudu’ yang sempurna, tepat waktu dan penuh khusyuk, maka Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa kita. Orang yang tidak melakukan hal itu, dia tidak termasuk dalam janji Allah. Jika Allah
menghendaki ampunan, maka Allah mengampuninya. Dan jika Allah menghendaki siksaan, maka Allah akan menyiksanya.” (HR. Abu Daud).

Rumah, masjid dan surau yang bersih dan indah tentu akan menciptakan suasana yang nyaman dalam beribadah, sehingga akan mendatangkan kekusyukan dalam beribadah. Sebaliknya rumah, masjid dan surau yang kotor dan bau, tentu akan mengganggu kenyamanan dalam ibadah sehingga menghilangkan kekusyukan. Apalagi sampai menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya akibat lingkungan yang kotor dan Ketiga. Persiapan Finansial dan Mental

Selain persiapan itu, ada yang tak kalah pentingnya. Yakni persiapan finansial (keuangan) dan mental. Bulan Ramadhan merupakan bulan amal shalih. Di antara shalih shalih yang sangat digalakkan pada bulan Ramadhan adalah berinfak dan bersedekah. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan sikap kedermawaaannya semakin  bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuk mengajarkan al-Quran kepadanya. Dan biasanya Jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajari al-Quran. Sungguh keadaan Jibril sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berhembus".(HR. Bukhari dan Muslim). Maka, sudah sepatutnya seorang muslim dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah saw.

Agar dapat memanfaatkan keberkahan bulan Ramadhan, maka sepatutnya seorang muslim menyiapkan sebahagian hartanya sebelum kedatangan bulan Ramadhan untuk diinfakkan dan disedekahkan pada bulan Ramadhan nantinya. Selain itu, persiapan finansial ini juga sangat bermanfaat untuk keperluan bersahur dan berbuka puasa. Terlebih lagi bila ingin menu berbuka puasa mencukupi dan sesuai dengan standar gizi yang diperlukan oleh tubuh kita.

Jiwa dan mental juga perlu persiapan. Hendaklah kita menyambut bulan Ramadhan dengan rasa penuh kegembiaraan dan tulus hati serta jiwa yang bersih (taubat). Siapkan diri untuk melakukan berbagai amal shalih dan ibadah pada bulan Ramadhan. Karena pada bulan ini kita akan beribadah puasa dan lainnya dengan optimal dan fulltime selama sebulan penuh.

Jiwa dan mental kita harus dipersiapkan dengan penuh keimanan dan ketulusan hati (ikhlas) dalam beribadah. Dengan demikian, maka kesulitan dan sikap malas dalam ibadah bisa diatasi dan dihilangkan. Ibadah pun menjadi terasa mudah dan menyenangkan.  Selain itu, hendaklah menyucikan jiwa kita  dengan cara bertaubat kepada Allah Swt, agar jiwa kita bersih dari noda dosa. Begitu pula kita hendaklah membiasakan diri untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, seperti puasa sunnat, shalat sunnat dan memperbanyak membaca Al-Quran.

Sehingga kita terlatih dan terbiasa melakukan ibadah yang optimal. Keempat saling meminta maaf Jibril berdo’a kepada tuhan bagi manusia yang tidak meminta maaf kepada sesama suami istri, anak dan tetangga maka ditolak ibadah puasanya. Sudah semestilah bagi kita umat muslim saling merelakan , mema’afkan karena dalam kita berkeluarga, bermasyarakat banyak kesalahan.

Demikianlah di antara berbagai persiapan yang dapat kita lakukan dalam rangka menyambut kedatangan tamu yang agung dan mulia yang bernama Ramadhan. Mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan, keimanan dan ketulusan hati.

Raihlah berbagai  keutamaan yang dibawa oleh Ramadhan dengan melakukan berbagai amal shalih dan ibadah secara optimal. Semoga kita sukses dalam ujian dan ibadah di bulan Ramadhan ini.

Penulis: 

Busro, S.Pd.i
(Imam Besar Masjid Al-Huda Paripurna Kel. Kampung Bandar Kec. Senapelan. Kota Pekanbaru.)

###

Terkini