ANKARA, UTUSANRIAU.CO - Otoritas Turki berupaya untuk merekrut lebih dari 30 ribu personel baru untuk mengisi kekosongan setelah ribuan orang dipecat dari militer, menyusul kudeta yang gagal pada Juli lalu.
Kantor berita pemerintah Turki, Anadolu melaporkan seperti dilansir AFP, Kamis (17/11/2016), militer bermaksud merekrut 30.159 personel untuk memenuhi kebutuhan usai pemecatan massal pasca kudeta.
Menurut Anadolu, 30.159 personel militer baru yang akan direkrut tersebut termasuk 1.322 perwira, 3.547 bintara, 7.159 tentara terlatih dan 11.907 tentara kontrak.
Puluhan ribu orang telah ditahan atau dipecat menyusul upaya kudeta 15 Juli. Pemerintah Turki menuding ulama ternama Fethullah Gulen sebagai dalang upaya kudeta tersebut.
Sekitar 9.300 personel militer telah ditangkap, termasuk 118 jenderal dan laksamana, sedangkan ribuan personel militer lainnya telah diberhentikan secara tidak terhomat atau diskorsing. Mereka dituding memiliki kaitan dengan ulama Gulen yang telah bertahun-tahun mengasingkan diri ke Amerika Serikat.
Namun pemecatan massal itu terjadi di tengah berbagai tantangan yang dihadapi militer Turki saat ini, termasuk memerangi para militan Kurdi dan melancarkan operasi lintas perbatasan di wilayah Suriah. Otoritas Turki berulang kali menegaskan bahwa pembersihan di militer setelah kudeta tersebut tidak berdampak pada operasi-operasinya. Ini terbukti dengan dimulainya operasi militer ke Suriah hanya sebulan lebih setelah kudeta yang gagal.
Namun menurut para pengamat, dampaknya pada militer sangat parah, khususnya dengan kurangnya pilot. Dalam sebuah wawancara pada Agustus lalu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengakui bahwa Turki memerlukan pilot-pilot militer dan ini "bukan hal yang bisa diselesaikan dalam satu hari". (detiknews.com)
###