Siputih Nan Mempesona dari Pulau Rupat

Sabtu, 11 Maret 2017 | 02:03:48 WIB
Gubri kunjungi Beting Aceh Pulau Rupat###Penginapan Pulau Rupat/ Net###Gubri Takjub dengan Pulau Rupat / Humas###

PULAU RUPAT, UTUSANRIAU.CO - Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau merupakan satu diantara 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.  Letak daerahnya juga sangat strategis, karena di samping berada di tepi alur pelayaran internasional yang paling sibuk di dunia, yakni Selat Malaka.

Negeri religius ini juga berada pada kawasan segitiga pertumbuhan Ekonomi Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT) dan kawasan segitiga pertumbuhan Ekonomi Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT).

Dengan tata letak yang strategis sangat memudahkan para wisatawan berkunjung ke Bengkalis. 

Nah..perlu diketahui, jika anda berkunjung ke Kabupaten Bengkalis, salah satu lokasi yang patut dikunjungi adalah pulau Rupat. 

Disana anda akan disuguhkan dengan pemandangan hamparan pasir putih sepanjang 17 kilo meter yang "berbisik" akan berbunyi jika diinjak dan sangat mempesona. 

Semilir angin dipesisir pantai ini, terasa begitu sejuk, teduh dan menyegarkan, karena ditumbuhi pepohonan rindang jenis mangrove. 

Uniknya lagi, di pantai ini banyak sekali binatang-binatang kecil yang sesekali terlihat berkumpul dan membentuk sebuah susunan yang menyebabkan warna pada pesisir pantai terlihat berubah menjadi berwarna merah.

Jernihnya warna air laut di pantai menambah pesona yang eksotik, tentunya menawarkan kesejukan yang membuat anda tak ingin beranjak dari Pulau Rupat.

Sambil bersantai, pengunjung dapat melihat kapal-kapal besar wira-wiri baik dari kapal nasional maupun internasional. Hal ini karena didukung oleh kedalaman laut yang mencapai 30 meter. 

Di pantai ini juga sering digelar berbagai kegiatan untuk menarik minat pengunjung. Salah satunya adalah mandi syafar yang dilaksanakan setiap minggu keempat pada bulan syafar. 

Ritual ini merupakan hari pertemuan bujang dan dara ditandai dengan digelarnya Joget Lambak atau sering disebut Serampang Laut. Dalam joget ini, bujang dan dara saling perpandangan dan berbalas pantun dengan harapan bisa bertemu jodohnya. 

Semua keindahan alam, adat dan keramah tamahan mayarakat di Pulau Rupat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. 

Setelah lelah berwisata seharian, dimalam hari, pengunjung bisa membeli ikan hasil tangkapan nelayan setempat, dengan harga yang relatif terjangkau dan tidak membuat kantong kempes. 

Ikan yang disajikan biasanya masih segar dan sangat lezat, untuk santapan malam sangat cocok ikannya dibakar, sehingga memunculkan rasa dan aroma yang dapat menambah rasa nafsu makan para wisatawan untuk mencicipinya.

Perlu diketahui, untuk sampai di Pulau Rupat ini, pengunjung dapat menempuh perjalanan menggunakan transportasi laut, melalui kota Dumai yang juga termasuk kedalam wilayah Provinsi Riau. 

Terdapat juga beberapa pilihan transportasi laut yang dapat digunakan melalui dermaga dikota tersebut, mulai dari Kapal Fery, Speedboat, serta perahu bermotor.

Dinas Pariwisata Pemprov Riau bersama Pemkab Bengkalis setiap tahunnya menggelar kegiatan Festival tahunan Pulau Rupat. 

Festival pantai tersebut menampilkan berbagai macam perlombaan bernuansa bahari maupun kebudayaan, diantaranya lomba yang sering di adakan seperti parade pancung, lomba pancung, lomba mencari kepah serta windsurfing.

Pulau Rupat sendiri memiliki luas mencapai sekitar 1.500 KM persegi, dan dihuni oleh 30.000 jiwa penduduk yang ramah dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat Melayunya.

Pantai utara ini dapat melihat kapal-kapal nasional dan internasional yang melintas, hal ini didukung keadaan laut yang memiliki kedalaman 10-30 Meter. Pantai ini memiliki panjang 17 Km dengan air yang tenang. Pair putih yang terhampar melandai sehingga bagi orang tua yang membawa anak-anak tidak perlu khawatir jika mereka berenang agak ketengah karna garis karna pantainya cukup jauh. 

Luas pantai yang terhampar lebar, mendorong para pemilik penginapan ingin membuat lapangan sepak bola dan volly pantai. pada Pantai Lapin Wisatawan juga bisa melakukan aktivitas bermain Jet Sky dan Banana Boat.

###

**Akses Lokasi Pulau Rupat**

Jika anda melewati akses dari Laut, cara ini dapat menghemat waktu anda dan cara ini adalah cara terbaik untuk melakukan Back Packer. jika anda berangkat secara rombongan yang terbaik adalah menaiki kapal Carter Ferry, maka anda bisa berlabuh langsung di Pantai Wisama Mutiara dan bisa pula menambah destinasi anda ke pulau kecil berpasir putih dengan air jernih yaitu Pulau Beting Aceh.  

Dikutif dari laman http://sengpaku.blogspot.co.id, Jadwal kapal Ferry adalah dua kali di pagi hari sekitar jam 08.00 - 09.00 Wib dan sekali di sore hari sekitar jam 15.00 dari tanjung medang ke dumai dan sebaliknya sekali pagi hari dan dua kali di sore hari arah kebalikannya dengan waktu tempuh 1 jam leih. tarif Ferry seharga 100.000 Ribu dan perjalanan di lanjutkan dengan ojek ke Teluk Rhu di kisaran 25.000 Ribu. 

Jika anda menggunkan akses darat dari dumai anda menyeberang selat rupat menuju Rupat selatan menggunakan roro dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Rupat Utara. dengan waktu 30 menit perjalanan di luar waktu antri roro. dalam operasi normal jumlah roro ada 2 unit yang di operasikan secara berlawanan arah, satu berangkat dan satu datang. 

Ferry pertama berkapasitas 8 hingga 9 mobil dan Ferry kedua berkapasitas 20 hingga 22 kendaraan. harga tiket untuk menaiki kapal roro adalah untuk sebuah mobil anda harus membayar Rp. 100.000 Ribu untuk satu mobil dan untuk penumpang seharga 7000 Ribu per orang yang ingin menaiki kapal ini untuk menuju Lokasi Wisata di Pulau Rupat. jarak tempuh dermaga Batu Panjang ke Rupat Utara paling lama menghabiskan waktu 3 jam. dari gerbang masuk masih 50 meter lagi menuju Pantai hingga anda menemukan Pantai berpasir putih.


**Mau Menginap, Home Stay di Rupat Utara**

Untuk menginap di pulau Rupat bagian utara, yang terletak di desa Teluk Rhu, kecamatan Rupat Utara, kabupaten Bengkalis, Riau, hanya ada pilihan wisma dan home stay. Namun keberadaan home stay lebih terkenal dan masyarakat tidak akan menemukan hotel berbintang.

Home stay merupakan rumah warga yang kamarnya digunakan untuk menginap. Harga per kamar untuk home stay seharga Rp150 ribu. Sedangkan masyarakat yang tidur tanpa kasur, hanya beralaskan tikar dibandrol Rp50 ribu per kepala. 

Home stay di Rupat Utara hanya ada 20 rumah. Masing-masing home stay ada yang berdinding kayu dan bata, namun rata-rata berdinding kayu. Isinya pun tak banyak, hanya kipas angin, lemari dan tempat tidur yang bersih. 

"Dulunya harga kamar di home stay Rp200 ribu. Namun mengingat banyaknya animo masyarakat yang datang ke pantai Rupat Utara ini.

###

**Kemenpar Dorong Pengembangan Pariwisata Pulau Rupat**

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata Republilk Indonesia, Tasbir, saat mengunjungi Pulau Rupat, Senin (6/3/2017), mengakui keindahan panorama pulau Rupat, dan sangat berpotensi sebagai objek wisata yang mendunia.

Bahkan, kata Tasbir, Rupat Utara sendiri,  sebenarnya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang telah tercantum dalam Peraturan Presiden (PP) nomor 50 Tahun 2011, tentang Rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional. 

Berdasarkan PP ini juga, kementerian Pariwisata menyatakan kesiapannya untuk mendorong pengembangan pariwisata Pulau Rupat.

"Saya sudah melihat langsung kondisinya (pasir putih Pulau Rupat). Hal ini sangat bagus untuk dikembangkan agar dapat meningkatkan target kunjungan wisatawan," kata Tasbir

Untuk pengembangan destinasi pariwisata awal, dilanjutkan Tasbir, diperlukan memperbanyak penginapan sederhana, membuat paket wisata dan menciptakan keamanan dan meningkatkan kebersihan.
 
Tasbir menjelaskan, Rupat Utara sebenarnya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang telah tercantum dalam Peraturan Presiden (PP) nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional. Berdasarkan PP ini kementerian Pariwisata selalu siap untuk mendorong.

"Dinas Pariwisata di Provinsi Riau silahkan berkoordinasi dengan kami (Kementerian Pariwisata.red), mari kita kembangkan pariwisata di Indonesia untuk meningkatkan target kunjungan wisatawan," sambung Tasbir.

Provinsi Riau, kata Tasbir, dulunya dikenal sebagai daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia. Tapi saat ini minyak, gas dan batu bara secara nasional kondisi pertumbuhannya semakin menurun, yang meningkat adalah sektor pariwisata. Pemerintah dan masyarakat Riau jangan terlalu berharap lagi dengan kondisi sektor migas, mari bersama-sama kita kembangkan sektor pariwisata guna meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Migas di provinsi Riau sebentar lagi akan habis, masyarakat Riau harus bangkit, jangan terlena dengan kondisi masa lalu, mari kita bangkitkan kepariwisataan di Riau dengan jargon atau slogan  "No More Oil and Gas let's Star Tourism" (Tidak ada lagi minyak dan gas mari kita mulai Pariwisata.red)," ungkap Tasbir.

Menanggapi hal tersebut para kepala Dinas Pariwisata se-Provinsi Riau, yang turut hadir pada saat Rakor teknis tersebut, menyambut baik dengan diusulkannya jargon "No More Oil and Gas let's Star Tourism" dan dukungan kementerian Pariwisata dalam pengembangan pariwisata di provinsi Riau.*(HA/ Red / URC)

###

Terkini