PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Terhitung sejak minggu ke 12, tepatnya pada akhir Maret lalu, tercatat ada 186 masyarakat Kota Pekanbaru yang terinfeksi virus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Angka ini setiap minggunya rata-rata mengalami pertambahan antara 15 hingga 20 penderita. Jika terus dibiarkan maka akan membahayakan seluruh masyarakat.
Menyikapai hal tersebut, Helda S Munir selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mengungkapkan, pertambahan kasus DBD setiap minggunya disebabkan karena faktor cuaca tidak menentu. Makanya perkembangbiakan nyamuk penyebar virus DBD lebih cepat berkembang.
"Kita akui selalu saja ada pertambahan penderita DBD setiap minggunya. Ini, karena cuaca yang tidak stabil," ujar Helda.
Dijelaskan Helda, dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan bulan dan minggu yang sama, kasus DBD di Pekanbaru mengalami pengurangan 50 Persen.
Buktinya tahun ini baru tercatat 186 kasus, sedangkan tahun lalu pada bulan yang sama kasusnya mencapai 350 penderita yang terjangkit DBD.
''Meskipun begitu, ini tetap menjadi perhatian bagi kita. Karena target kita adalah DBD tidak terjadi di Kota Pekanbaru," ujar Helda.
Lanjut, Helda juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Pekanbaru untuk membuat perangkap nyamuk lavitrap di setiap rumah. Dengan begitu perkembangbiakan nyamuk bisa ditekan sedini mungkin.
"Ayo kita buat alat perangkat nyamuk di rumah, dan terus melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, kita membiasakan prilaku 3M plus untuk memberantas DBD, sehingga tidak terjangkit,'' harap Helda. **ur2
###