ROKAN HULU, UTUSANRIAU.CO - Untuk mempertahankan tradisi adat yang terdapat dikelurahan kota tengah kecamatan kepenuhan kabupaten rokan hulu riau dihari raya idul fitri kedua, lembaga kerapatan adat (LKA) melayu luhak kepenuhan menggelar hari raya idul fitri secara adat senin 26/6/2017).
Hari raya idul fitri secara adat ditandai dengan penaikan tunggul Adat sebagai bukti sejarah adat istiadat luhak kepenuhan kota tengah.
Ketua lembaga kerapatan adat (LKA) luhak kepenuhan, Bahtiar AH gelar datuk bondaro sakti (26/6) mengatakan dengan momentum hari raya idul fitri tahun ini kita dapat menjalin hubungan silaturahim sesama datuk pemangku adat, ninik mamak, anak kemanakan dan bundo kandung.
Dijelaskan, Bahtiar AH gelar datuk bondaro sakti luhak kepenuhan awalnya ada tujuh pucuk suku yang sampai sejauh ini belum diketahui asal muasal adanya tujuh pucuk suku tersrbut, dari tujuh pucuk suku pada jaman raja-raja terdahulu terbagi lagi menjadi tigo piak yaitu suku bangsawan, suku Rajorajo dan suku nan satuih. " Ucapnya.
Dari tigo piak jaman raja -raja tersebut berkembang lagi menjadi 10 suku diantaranya bangsawan, suku Rajorajo, suku nan satuih, suku melayu, suku moniliang, suku pungkuik, suku kandang kopuh/ suku maih, suku kuti, dan suku ampu.
Sampai saat ini belum ada perubahan maupun tambahan suku diluhak kepenuhan, dan 10 suku yang ada diluhak kepenuhan sampai saat ini masih tetap kompak dibawah pimpinan masing-masing datuk pemangku adat. " Terang Bahtiar AH.
Camat kepenuhan, Reoco Reoandra gelar datuk pemangku bumi (26/6) mengatakan dengan momentum hari raya idul fitri secara adat yang dilaksanakan oleh lka luhak kepenuhan tergolong aktif menjalankan tradisi jaman dahulu.
Selain itu menurutnya dengan momentum hari raya idul fitri LKA luhak kepenuhan mengajak masyarakat untuk bersatu dan kompak dan tidak mudah dipecah belah oleh sekelompok orang yang menginginkan perpecahan saudara terutama di kecamatan kepenuhan.
Saya sebagai aparatur pemerintah tentu sangat mengapresiasasi LKA luhak kepenuhan yang masih aktif melajukan kegiatan secara adat, tentu hal ini perlu dipertahankan untuk masa yang akan datang. " Imbuh Reoco.
Sementara ketua pelaksanaka hari raya idul fitri secara adat, Edi Warman (26/6) mengatakan bahwa saat ini adat istiadat diluhak kepenuhan masih sangat kental, pasalnya setiap hari -hari besar tetap dilaksanakan secara adat ini menandakan adat kami dikepenuhan masih kuat.
Masih ditempat yang sama tokoh muda kota tengah, Alfa Syahfutra (26/6) mengatakan bahwa hari raya idul fitri dan halal bilhalal secara adat harus tetap dipertahankan, namun yang perlu dipahami yaitu makna dari adat tersebut sehingga tidak disalah gunakan terutama pemangku adat kita.
Kita akui saat ini adat diluhak kepenuhan masih kental, dan memasuki masyarakat ekonomi asean dan kemajuan teknelogi kami berharap agar adat istiadat di LKA luhak kepenuhan tidak terkikis oleh kemajuan jaman, tentu pemuda dikelurahan kota tengah harus ikut menjaga kelestariannya. " Harap Alfa.**Rls
###