PEKANBARU-UTUSANRIAU.CO -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau mengklaim bahwa perlambatan kinerja perbankan di Riau pada triwulan I tahun 2014 secara umum di karenakan menurunnya jumlah tabungan atau Saving yang menjadi sumber Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank.
Hal itu dijelaskan Kepala Kantor BI Perwakilan Propinsi Riau, Mahdi Muhammad, Selasa (29/4/14) dikantornya, dikatakan, kinerja bank umum Riau mengalami perlambatan dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir.
Ini dibuktikan dari total aset bank umum per Maret 2014 mencapai Rp 75,72 Triliun atau tumbuh secara tahunan (yoy) sebesar 3,41% . Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2013 yang mencapai 7,85% (yoy).
"Kondisi ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan komponen DPK seiring dengan menurunnya tabungan," ungkap Mahdi.
Penurunan DPK lanjutnya sudah mulai terlihat pada akhir tahun 2013. Meski fenomenanya tidak sejalan dengan kondisi riil ekonomi Riau, dimana kondisi ekonomi Riau justru tumbuh.
"Dpk turun, out flow naik pertumbuhan ekonomi naik, ini artinya transaksi dimasyarakat tinggi. Boleh saja ini terjadi karena ada investasi diluar perbankan," terangnya.
Padahal, Riau memiliki kabupaten penghasil perkebunan. Harusnya Pekanbaru masih dominan jumlah penabungnya karena sumber dana di luar Pekanbaru.
"Ini tantangan Bagi dunia perbankan, andai Uang yang tumbuh dan beredar di masyarakat itu masuk ke perbankan maka pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dari saat ini," sela Kristin Sidabutar mendampingi.
Mahdi Menambahkan, untuk mengatasi ini BI akan membuka layanan ekonomi digital hingga ke daerah-daerah. Ini strategi jemput bola keuangan di masyarakat.**(ra)