PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Riau melalui Bidang Distribusi dan Cadangan terus mengawasi dan melakukan pemantauan atau inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar tradisional yang menjadi rujukan. Sidak tersebut untuk menjamin kestabilan harga kebutuhan pokok masyarakat dan terwujudnya ketahanan pangan daerah.
"Sidak pasar ini untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan ," ujar Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan melalui Rismaini, S. PT Kasi Harga pangan DKP Riau , di kantornya, Selasa (25/07/2017). Sejumlah pasar yang disasar adalah pasar tradisional dan sejumlah grosir di kabupaten /kota di Riau.
Dalam sidak tersebut diketahui sejumlah komoditas harganya terbilang stabil, antara lain tomat, kentang, dan cabai. Meski ada sebagian harga pangan seperti telur mengalami kenaikan sampai Rp40 ribu/ papan ini terjadi di Kabupaten Kuansing saat melakukan pemantauan per tanggal 24 juli 2017.
Pamantauan atau sidak harga-harga barang di sejumlah pasar tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai patokan bagi Pemerintah.
Menurut Rismaini memantau harga kebutuhan pokok rutin dilakukan tidak hanya selama Ramadhan namun di lakukan setiap minggunya turun ke lapangan untuk menjamin kestabilan harga kebutuhan pokok masyarakat.
###Disebutkan, dari hasil pemantauan harga pangan di kabupaten/kota di Riau sampai saat ini dapat disimpulkan, rata-rata bahan pangan di tingkat pengecer/konsumen masih stabil. Untuk harga beras kualitas premium, harga tertinggi berada di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), terendah di Bengkalis. Beras premium disepakati beras kualitas nomor satu asal Sumatera Barat (Solok).
Beragamnya harga beras di kabupaten tergantung dari kebisaan masyarakat. Mengkonsumsi beras pulen atau pera dan biasanya berasal dari Sumatera Barat.
Selanjutnya, untuk harga jagung tidak mengalami fluktusasi karena biasanya dipakai untuk pakan ternak. Semantara Provinsi Riau tidak produksi pakan ternak.
Untuk gula yang dipantau merupakan gula lokal dan harga tertinggi berada di Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Begitu juga harga cabe dan bawang merah harga tertinggi berada di dua kabupaten ini.
"Hal ini disebabkan rantai distribusi dari produsen ke pasar tradisional di dua kabupaten tersebut yang cukup panjang. Jadi biaya angkutan juga cukup tinggi," ungkap Rismaini.
Sedangkan untuk harga pangan hewani seperti telur ayam, daging sampai pemantauan tanggal 24 Juli 2017 disebut Rismaini harga telur dan daging ayam sudah mulai normal. Sedangkan harga daging sapi di Kabupaten indragiri Hilir tetap tinggi. Ini disebabkan karena banyaknya permintaan sapi hidup untuk hari raya Qurban. Sedangkan untuk harga minyka goreng dan terigu cenderung stabil.
###Diakui Rismaini, masalah harga merupakan masalah yang cukup konplek. Karena harga meruapakan indikator bagi komponen ketersediaan pangan, permintaan pasar dan pasokan. Ketersediaan pangan di berbagai daerah seringkali dipengaruhi oleh perilaku musim yang berdampak kepada pola tanam dan masa panen yang serempak. sehingga produksi menjadi melimpah. Over produksi tentu saja akan berakibat pada jatuhnya harga yang pada akhirnya dapat merugikan petani, sisi lain masa paceklik akan menyebabkan harga menjadi naik sehingga sulit untuk di jangkau oleh kalangan masyarakat tertentu.
"Harga merupakan salah satu faktor penentu ketahanan pangan masyarakat. Karena harga merupakan komponen yang menentukan tingkat keterjangkauan tingkat daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Sementara daya beli masayarakat sifatnya dinamis karena dapat berubah sesuai dengan dinamika ekonomi masyarakat," jelas Rismaini **Adv/dkp
###