PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Ratusan jemaah berduyun-duyun datang ke Masjid Nurul Muhsinin Jalan Ikan Mas untuk melaksanakan salat Idul Adha, 1438 H Jumat (1/9). Sebelum melaksanakan salat , terdengar suara takbir mengema mengangungkan nama Allah SWT.
Terlihat wajah para jamaah yang datang ke masjid sangat antusias menyambut perayaan hari raya Idul Adha. Pada kesempatan itu yang menjadi imam ustad Elda Rapel SH dan khatib ustad Zaujar Helmi Mpd.
Dalam ceramahnya ustad Zaujar menyampaikan bahwa hari raya Idul Adha ini identik dengan berkurban. Karena banyak peristiwa yang terkandung dalam hari raya Idul Adha ini.Karena pengertian berkurban kepada manusia adalah bagaimana meningkatkan keimanan yang kuat kepada Allah SWT.
Hal itu terlihat bagaimana Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah SWT agar menyembelih anaknya Ismail. Namun, karena taatnya Ibrahim kepada Allah SWT, maka Allah SWT memberikan keberkahan dan kebaikan kepada Ibrahim dan putranya. Hal ini mencerminkan jika berkurban memiliki pengorbanan yang berat. "Tapi jika orang taat dan soleh kepada Allah SWT maka berkurban akan menjadi ringan. Makanya marilah kita mencontoh Nabi Ibrahim yang patuh kepada Allah SWT' sehingga ia mengerjakan perintah dari Allah SWT," ujar Zaujar.
Diterangkan Zaujar, selain itu diharapkan sikap kesolehan dan ketauladanan Nabi Ibrahim ini patut dijadikan contoh dalam kehidupan."Karena berkurban ini juga akan menghapuskan sikap egois dan sombong. Sebab dengan berkurban, akan meningkatkan kepatuhan kepada Allah SWT. Selain itu, juga membantu masyarakat yang ekonominya rendah," sebut Zaujar.
Zaujar menambahkan, selain itu ia juga mengatakan bahwa semangat berkurban yang paling penting ditingkatkan. Jadi perlu kita tanamkam semangat berkurban pada hari raya Idul Adha ini. Maka dari itu peristiwa yang dilakukam oleh Nabi Ibrahim bisa dicontoh oleh kita. Selain itu, kita juga berdoa kepada Allah SWT agar permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini bisa berlalu. Sehingga kesejahteraan dan kemakmuran yang diharapkan bisa terwujud di tengah masyarakat, " terang Zaujar.**ur2