Pilpres 2014, Riau dapat apa?

Kamis, 29 Mei 2014 | 09:05:12 WIB

Menarik tema  diskusi BEM Universitas Riau Pilpres 2014 Riau dapat apa? Yang baru ini ditaja.  Tema lasak ini secara tidak langsung sangat mengelitik  premodialisme masyarakat Riau. Militansi kemelayuan itu terusik kembali. Sudah lama kerinduan terhadap kemenangan yang outentik dapat dirasakan. Mimpi untuk keadilan total terhadap Bumi Melayu belum terwujud sepenuhnya. Kemenangan lahir dan batin menjadi kemenangan hakiki.
    

Sejarah perjuangan Riau merupakan sejarah panjang, jalan terjal penuh lika-liku. Perlawanan  terhadap ketidakadilan, penjarahan, pembodohan dan penzholiman yang dilakukan oleh pemerintah pusat.  Ada beberapa hal yang menjadi soal dari perlawanan kultural sudah lama digaliatkan oleh tokoh pergerakan. Penjarahan minyak Riau, perampasan hutan, pengangkangan demokrasi. 

Terpilihnya Drs, H. Ismail Suko menjadi Gubernur dipilih DPRD Prov, kemudian digantikan dengan H.Imam Munandar titipan penguasa jelas pengkhianatan demokrasi.  Pemusnahan masal suku Sakai sebagai pemilik sah Negari Lancang Kuning dengan perampasan paksa hutan. Sentralisasi pembangunan. Proses, dinamika yang terjadi merupakan scenario dari konglomerat, penguasa  dan kroni-kroninya untuk menjarah negari nan kaya ini. 

Hari-hari kedepan kita dihadapkan perhelatan akbar yaitu Pemilihan Presiden dan Pemilihan Wakil Presiden. Calonya ada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi dan Jusuf Kalla. Dua paket calon ini memiliki krakter maupun latar belakang yang berbeda.   Layak seperti melakukan peperangan besar semua amunisi disiapkan. Tukang operasional tentu perlu pasukan handal untuk melakukan operasi dalam melakukan pembidikan. Pasukan merupakan bahasa militer dalam istilah politik biasa disebut dengan Tim Sukses atau Relawan.

Tim Sukses atau Relawankah namanya beberapa hari menjelang 9 juli akan bertarung mati-matian. Semua daya upaya akan dilakukan. Agenda sosialisasi dalam bentuk penyampaian visi dan misi, spanduk, baliho, stiker atau dengan cara datang kerumah-rumah untuk menyakinkan pemilih. Isu-isu propokatif akan berkentayangan mempengaruhi pemilih.Politik tebar pesona akan menjadi intrik dari masing-masing calon.

Tim sukses baik dalam bentuk koalisi partai atau Relawan pasti orang Riau atau orang Riau jadi Tim sukses nasional. Dimanapun orang Riau berada menjadi tim pemenangan harus memiliki visi dan misi jangka panjang keRiauan. Pekerja tidak hanya secara operasional , tapi lebih kepada kerja trategis. Perjuangan pemenangan tidak hanya untuk kepentingan politik individu dan kelompok. Perjuangan untuk Bumi Lancang Kuning “Tuah Sakti Hamba Negeri, Esa Hilang Dua Terbilang, Patah Tumbuah Hilang Berganti Tak Akan Hilang Melayu di bumi".
 
Menjadi pertanyaan, Riau dapat apa dari perjuangan orang Riau lakukan untuk Pilpres 2014?.  Kita tentu tidak menginginkan “Berjuang orang berjuang kita, orang berjuang sudah punya target, kita berjuang dapat apa?”. 

Provinsi Riau bukan tidak ada permasalahan. Baru seujung kuku perubahan itu dapat dirasakan. Potensi sumberdaya alam dimiiliki belum 100% dirasakan rakyat. Riau memiliki minyak, hutan dan sawit.  Ketiga sektor memberikan pendapatan kepada Negara Triliunan rupiah. Potensi minyak bumi, hutan dan sawit belum mampu menyerap tenaga kerja lokal. CSRperusahaan yang ada belum tepat sasaran untuk masyarakat. DBH minyak, sawit dan hutan   belum mendapatkan keadilan terutama bagi masyarakat.

Perjuangan ini,  tentu tidak hanya menjadi perjuangan Pemerintah Daerah tapi juga Pemerintah Pusat. Menjadi evaluasi bahwa faktor loby kepusat  menjadi kelemahan. Persoalan Menjadi wajar  kerena orang-orang Riau tidak ada yang memiliki jabatan strategis yang mampu melihat Riau secara sempurna. Kedepan kalau ada putra terbaik Riau mendapakan posisi trategis, tentu  akan lebih banyak mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah pusat untuk kesejahteraan masyarakat Riau.

Momentum Pilpres, saatnya Riau memiliki bargaining posisi. Bahwa Riau memiliki potensi sumberdaya alam, jumlah penduduk lima juta jiwa dan kontribusi dalam menyumbangkan bahasa melayu sebagai bahasa Indonesia. Maka diperlukan kesadaran masal dari elit yang terlibat dalam tim pemenangan atau tokoh-tokoh Riau. mari konsolidasikan kekuatan yang ada, tidak hanya memenangkan calon Presiden dan Wakil Preisden. 

Setelah memenang Pilres apa yang Riau dapatkan. Putra terbaik Riau juga tidak kalah kualitas dan kapasitas dengan daerah lain. Jadi tim sukses/relawan pasangan manapun orang Riau. calon siapa yang menang,  kemenangan yang kita inginkan adalah kemenangan orang Riau untuk bumi lancang kuning.**

Penulis: Nofri Andri Yulan (Presiden Mahasiswa Unri 2011-2012/ sekum KAMMI Riau)

Terkini