UTUSANRIAU.CO, PELALAWAN - Masyarakat Kabupaten Pelalawan (Negeri Seiya Sekata) berkomitmen selalu menjaga kondusifitas agar dapat melaksanakan kegiatan diberbagai bidang. Negeri Seiya Sekata juga komitmen sukseskan pelantikan presiden dan wakil presiden yang akan dilaksanakan 20 Oktober 2019 di Jakarta.
Komitmen negeri seiya sekata harus tetap dijaga masyarakat kabupaten Pelalawan yang terdiri dari berbagai suku, agama dan golongan. Hal ini disampaikan tokoh muda Abu Mansur Matridi SE, Selasa (15/10) di Pangkalan Kerinci.
Abu Mansur Matridi yang akrab di panggil "Ridi" mengatakan, "Kita sebagai masyarakat Kabupaten Pelalawan berkomitmen menjaga marwah negeri seiya sekata. Selalu menjaga kondusifitas untuk mengejar ketertinggalan Kabupaten Pelalawan dari daerah daerah yang sudah maju. Pembangunan dan ekonomi dapat berjalan didukung kondusifitas daerah dan nasional. Bermacam suku, agama, ras, golongan masyarakat Kabupaten Pelalawan bersatu seiya sekata untuk maju. Kemajuan dan prestasi prestasi akan tercapai dengan berbagai potensi dan strategisnya Kabupaten Pelalawan," ujar Ridi Ketua KONI Pelalawan.
Ridi merupakan tokoh muda Pelalawan yang sangat dikenal cerdas berwibawah ini menyampaikan Pelantikan presiden dan wakil presiden hasil pesta demokrasi yang harus disukseskan. "Kita komitmen sukseskan pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019. Negeri seiya sekata sangat menghormati demokrasi. Begitu juga pemilu legislatif di Kabupaten Pelalawan berjalan aman dan kondusif. Kita komitmen menjaga marwah negeri, tidak hanya ungkapan," kata pengusaha sukses itu.
Dipesankannya kepada para anak muda dan mahasiswa, selalu belajar dan kritis untuk membangun dan kemajuan bangsa. "Saya berpengalaman demo sewaktu memimpin mahasiswa. Banyak hal pengalaman dapat dipetik dari perjuangan mahasiswa. Mahasiswa selalu belajar dan tetap kritis untuk membangun kemajuan bangsa. Dalam menyampaikan aspirasi tetap menjaga kondusifitas. Demi negeri kita selalu siap melakukan yang terbaik dan marwah seiya sekata terjaga," beber Ridi yang pernah demo satu minggu mogok makan karena BBM.
"Sewaktu mahasiswa, pernah demo mogok makan dihalaman gubernur karena BBM. Sewaktu itu Gubernur Riau, Saleh Djasit. Gubri terkejut begitu yang demo itu, korlapnya saya dan pingsan. Padahal ayah saya..(mendiang Buya Karim) orang yang dekat akrab Gubernur Riau. Untuk saat sekarang jelang pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2019. Kita harus sukseskan dulu pelantikan hasil pemilu demokrasi. Bila nanti ada yang tidak tepat, tidak memperhatikan Pelalawan- Riau dan NKRI. Kita siap untuk negeri," tutup Ridi. EP
###