UTUSANRIAU.CO, RENGAT - Sempat menghilang beberapa hari, kini kabut asap kembali mengambang diatas langit udara Inhu. Datangnya kembali kabut asap berbau bekas kebakaran tersebut belum terlihat menggangu aktifitas masyarakat.
Dari pantauan dibeberapa lokasi seperti kota Lirik Kec Lirik dan Pematang Reba, serta Rengat pada pukul 08.00 pagi, Rabu (16/10) terlihat kabut asap berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meskipun kabut asap cukup pekat, namun aktifitas belajar belum terganggu dan tetap berjalan seperti biasa.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Inhu Kamaruzzaman mengatakan, kabut asap memang cukup pekat menyelimuti Inhu. "Kita lihat perkembangan dan kondisi asap sampai siang. Kalau sampai siang hari nanti asap masih tebal, kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan melaporkan kepada pimpinan sebelum diambil kebijakan apakah sekolah diliburkan atau tidak," ujarnya.
Untuk pihaknya menurut Kamaruzzaman mengimbau semua kepala satuan pendidikan mulai TK, PUAD dan SD serta SMP di Inhu untuk menginformasikan kapada peserta didik supaya tidak keluar dari ruang belajar. Peserta didik juga dianjurkan memakai masker terutama sekali apabila berada diluar ruangan sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Inhu Ir Selamat MM mengatakan, pihaknya belum bisa menentukan apakah udara pagi ini sudah tercemar polutan atau belum. "Karena kita belum memiliki alat ukur polutan atau emisi udara," katanya.
Sementara itu Badan Meteorologi Bandara Japura, Kabupaten Inhu, Rabu pagi (16/100 memantau kemunculan enam titik panas atau hotspot. Keenam titik panas yang merupakan indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terpantau di Kecamatan Rengat.
Kepala Badan Meteorologi Bandara Japura Yohanes Drajat kepada wartawan menyebut, pagi ini satelit citra memang memantau enam titik panas. Namun untuk asap tebal yang menyelimuti Inhu, belum bisa dipastikan dari titik panas tersebut.
"Bisa saja kiriman dari daerah lain. Karena pantauan satelit yang kita peroleh menyebut, kabupaten tetangga seperti Inhil juga memiliki 17 titik panas," ujarnya.
Tapi titik panas paling banyak berdasarkan pantauan satelit berada di Jambi dengan 239 titik. Sedangkan daerah tetangga Inhu lainnya seperti Kabupaten Pelalawan hanya terpantau tiga titik panas, Meranti satu titik.
Ditempat terpisah Danramil 01/Rengat Kapten Inf Legimin melaksanakan pemadaman titik asap bersama Tim 1 Sub Satgas Gab II Kodim 0302/Inhu yang berada di lahan yang terbakar di Desa Rawa Bangun dan Desa Sungai Raya Kecamatan.
Luas lahan yang terbakar hingga saat ini sudah lebih 300 Hektar, Bahkan kondisi saat ini api dilokasi menyala kembali, karena cuaca yang sangat panas dan angin kencang. Oleh karenanya. Danramil 01/Rengat beserta Tim terus melakukan upaya pemadaman agar api tidak menjalar dan meluas.
“Kondisi api di kedalaman gambut masih terus mengeluarkan asap tebal dan bila tertiup angin kencang maka akan mengeluarkan api,”.jelasnya. **sr
###