GERAK Desak DPRD Kampar Bentuk Pansus

Selasa, 10 Juni 2014 | 12:06:05 WIB
foto ilustrasi###

KAMPAR, UTUSANRIAU.CO - Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Kampar (Gerak) yang terdiri dari Masyarakat, Mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Nyaris baku hantam dengan sejumlah personil keamanan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polisi.Saat memaksa masuk ke gedung DPRD Kampar, mendesak dibentuknya Panitia Khusus (Pansus) penuntasan kasus dugaan penganiayaan terhadap Nur Asmi salah seorang warga oleh Istri Bupati Kampar Eva Yuliana yang njuga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kampar.

Peristiwa itu bermula saat ratusan massa yang menggelar aksi protes penganiyayaan tersebut pada Senin (9/6/2014) pagi sekitar pukul 11.00Wib, memaksa masuk ke gedung DPRD Kampar guna penyampaian aspirasi secara langsung kepada para wakil rakyat. Mendapat penghadangan dari puluhan personil Sapol PP dan anggota Kepolisian Polres Kampar. Dengan tujuan melakukan negosiasi, agar massa tidak memaksa masuk dan hanya menggelar aksi di luar gedung DPRD Kampar.

Merasa tidak terimah dengan penghadangan dan penawaran itu, massa yang merasa tersinggung langsung terlibat aksi saling dorong dengan pihak keamanan. Hingga personil Satpol PP dan Kepolisian yang terpancing juga balik membalas, dan nyaris terjadi baku hantam setelah berhasil dilerai sejumlah perwira Polisi yang ikut mengkawal aksi tersebut.

Wargapun akhirnya diperbolehkan masuk kedalam ruangan Badan Musyawarah (Banmus) Gedung DPRD Kampar, serta menyampaikan langsung tuntutan pembentukan Pansus Penuntasan Kasus Dugaan Penmganiyayaan yang dilakukan oleh Eva Yuliana Istri Bupati Kampar Jefri Noer yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kampar periode 2009-2014.

Dalam pernyataan sikapnya, massa meminta Eva Yulianan yang juga calon anggota DPRD Riau pada periode 2014-2019 mendatang. Diberikan sanksi tegas oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD Kampar serta dibentuknya Pansus penyelesaian permasalahn tersebut. Selain itu massa juga mengancam, apabila DPRD Kampar tidak mengkabulkan permintaan tersebut. Maka massa akan menggelar upayah paksa dengan menggelar aksi serupa dan mendatangkan massa yang lebih banyak untruk menduduki DPRD Kampar.

"Jika tidak, kami akan melakukan upaya paksa dengan kembali menggelar aksi unjuk rasa di sini (Kantor Bupati Kampar)," kata Noriyon, salah satu koordinator aksi dalam orasinya.

Demonstrasi tersebut disulut oleh laporan Nurhasmi (36) di Polres Kampar yang mengaku telah menjadi korban penganiayaan Eva Yuliana, isteri dari Bupati Kampar Jefry Noer pada Sabtu 31 Mei 2014. Saat ini perkara tersebut telah ditangani oleh Kepolisian Daerah Riau yang bekerja sama dengan Polres Kampar.**
(pekanbaruexpress.com)

###

Terkini