UTUSANRIAU.CO, JAKARTA - Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. Kabar duka datang dari tokoh politik nasional Indonesia, H. Roy Binilang Bawatanusa Janis (Roy BB Janis) telah meninggal dunia pada pukul 08.10 WIB di RS Pusat Pertamina, Senin (28/12/2020). Eks politikus PDI Perjuangan ini meninggal dunia pada usia 63 tahun.
Kabar duka tersebut disampaikan oleh istri almarhum, Hj. R.A. Jeni Suryanti atau Jeni Janis, Senin malam (28/12/2020).
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un. Telah meninggal dunia Bapak H. Roy BB Janis, SH , dalam usia 63 tahun. Pada hari Senin, 28 Desember 2020, Pukul 20.10 WIB di RS Pusat Pertamina karena sakit non-Covid,” kata Jeni.
Jeni menyampaikan, rencananya jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Keluarga, Astana Oetara (Nayu) Solo, Jawa Tengah pada hari Selasa (29/12/2020) selepas Sholat Ashar.
“Semoga amal ibadahnya dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dilapangkan kuburnya, serta senantiasa diberikan ketabahan yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Mohon dimaafkan apabila almarhum ada kesalahan semasa hidupnya,” ujarnya.
“Tanpa mengurangi rasa hormat, dalam kondisi pandemi Covid-19, kami harapkan doa seluruh kerabat dari rumah saja untuk menghindari kerumunan,” pungkasnya.
Roy BB Janis memiliki tiga orang putri dari hasil pernikahannya dengan Jeni Suryanti, yakni Ratih Dewi Nindita Janis, Kanti Wisnuwardhani Janis, dan Tri Astrini Megaputri Janis.
Profil Singkat Roy Janis
H. Roy B.B. Janis, S.H., M.H lahir di Jakarta, 22 Agustus 1957. Roy adalah salah seorang politikus Indonesia. Secara umum, publik mengenalnya sebagai salah satu tokoh GMNI dan PDI Perjuangan meskipun sekarang dia telah keluar dari partai akibat konflik internal pada tahun 2005.
Karier politik di Lembaga Perwakilan Rakyat dimulai pada saat terpilih menjadi anggota MPR-RI Fraksi PDI 1992-1997, yang pada saat menjelang Sidang Umum MPR 1993, bersama-sama dengan para anggota DPR/MPR FPDI lainnya, “berkumpul” dalam:Kelompok 19″, dengan tujuan “menolak pencalonan kembali Soeharto” untuk menjadi presiden dalam Sidang Umum tahun 1993.
Para anggota Kelompok 19 antara lain Megawati Soekarnoputri, Sophan Sophiaan, Tarto Sudiro, Laksamana Sukardi, Taufik Kiemas, Guruh Soekarnoputra, Royani Haminullah, Soetardjo Soerjogoeritno, Sukowaluyo Mintorahardjo, Marcel Beding, Aberson Marle Sihaloho, Sabam Sirait, Yahya Nasution dan kawan-kawan.
Pada Pemilu 1999, Roy terpilih menjadi Anggota DPR/MPR RI periode 1999-2004 mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta. Pada tahun 2001-2003, Roy menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI.
Pada saat menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Roy pernah menolak secara resmi kenaikan tarif BBM, tarif listrik, tarif telepon secara bersamaan sehingga harus berhadapan dengan Kabinet pimpinan Presiden Megawati.
Kemudian pada Pemilu 2004 terpilih kembali menjadi Anggota DPR/MPR RI periode 2004-2009 untuk Dapil DKI Jakarta II (Meliputi Jakarta Barat dan Jakarta Selatan) dengan perolehan suara sebesar 36.505, kemudian menjadi anggota Komisi 1 DPR RI.
Pada tanggal 1 Desember 2005, Roy bersama-sama rekan-rekan seperjuangan yang tergabung dalam Gerakan Pembaruan se-Indonesia, mendirikan dan mendapat tugas sebagai Ketua Pelaksana Harian Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) bersama beberapa eks PDI Perjuangan.
Yakni mantan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi, mantan anggota DPR Sukowaluyo Mintorahardjo, Pengacara terkenal Didi Supriyanto, tokoh Perbasi Noviantika Nasution, Pengacara terkenal RO Tambunan, mantan anggota DPR Potsdam Hutasoit, mantan anggota DPR sekaligus seniman Sophan Sophiaan, pengusaha Arifin Panigoro, dan pengacara Petrus Selestinus.**bambang