JAKARTA, UTUSANRIAU.CO - Pihak calon presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) saling mengklaim unggul dalam debat capres putaran ketiga tadi malam. Bagaimana lembaga survei dan penelitian Indo Barometer memandang debat tersebut.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memberi pemaparan penilaian dari masing-masing kandidat capres. Qodari mengatakan kedua capres dalam setiap debat mempunyai gaya dan penekanan yang berbeda.
"Kalau Prabowo biasa berbicara hal-hal yang makro, kalau Jokowi yang mikro," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Senin (23/6).
Perbedaan tersebut di mata Qodari bisa dipahami dari latar belakang kedua capres tersebut. Qodari menyebut dengan Prabowo belum pernah menjadi pejabat sipil maka capres nomor urut 1 itu dalam berbicara lebih banyak pada teori, visi, misi, dan harapan.
Sebaliknya, Jokowi yang sudah punya pengalaman sebagai pejabat sipil lebih banyak mengemukakan hal-hal yang menyangkut implementasi. Jadi, Jokowi lebih banyak pada praktik.
Selain itu, pengamat dan peneliti politik nasional ini berpendapat dengan perbedaan latar belakang masing-masing Prabowo lebih memiliki kesan tegas dan berwibawa. Adapun Jokowi lebih mempunyai kesan merakyat dan sederhana.
"Sekarang ini sebenarnya sudah semakin kelihatan perbedaan dari keduanya," ujar Qodari.
Qodari, yang sudah malang melintang di berbagai lembaga riset dan survei ini mengaku sulit untuk memberi skor siapa yang lebih unggul. "Semuanya berpulang pada selera masyarakat, mana yang lebih disukai dengan adanya perbedaan dari masing-masing capres itu," tutur Qodari yang menyelesaikan program doktor dalam bidang Ilmu Politik di UGM Yogyakarta itu. (dtc/lis)
###