Pembelajaran biologi banyak menyangkut pembelajaran teoritis, sehingga pembelajaran cenderung dengan metode ceramah sehingga membuat siswa menjadi bosan dan pembelajaran menjadi tidak berkesan. Kenyataannya pembelajaran biologi banyak disampaikan dengan cara ceramah. Hal ini disebabkan bukan karena guru yang tidak kreatif namun untuk mewujudkan pembelajaran yang mandiri oleh siswa diperlukan waktu dan kebiasaan yang dilakukan perlahan.
Sebagaimana dengan tuntutan era saat ini mengharuskan siswa harus berpikir kreatif. Akan tetapi, sebelum siswa yang terutama harus memiliki sikap kreatif adalah guru. Sebagaimana yang disampaikan oleh Nurmasari, dkk (2020), keterampilan abad 21 pada kegiatan belajar guru dituntut untuk menguasai pembelajaran abad-21 dengan baik.
Ada tida aspek utama dalam pembelajaran abad 21, yaitu: 1) keterampilan belajar dan inovasi, yang meliputi cara berpikir dan cara bekerja. 2) informasi, media dan teknologi yang meliputi alat-alat yang digunakan dalam bekerja, 3) keterampilan hidup dan berkarir, yang meliputi kemampuan untuk hidup di dunia. Keterampilan berpikir yang harus dimiliki siswa di abad 21 antara lain: berpikir kreatif, berpikir kritis, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Banyak upaya yang dapat dilakukan guru biologi dalam membentuk sikap kreatif sdan belajar mandiri siswa. Upaya yang paling sederhana adalah dengan memanfaatkan media dan menerapkan model pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Namun kenyataan di lapangan , masih ada beberapa sekolah yang tidak memiliki media pembelajaran yang mendukung seperti laboratorium yang merupakan hal wajib dimiliki sekolah jika terdapat jurusan IPA atau matapelajaran biologi. Kegiatan praktik langsung akan memicu stimulus siswa. Seperti rasa ingin tahu dan perhatian yang lebih terhadap pembelajaran.
-min(6).jpeg)
Sumber foto : internet /ilustrasi
Keterbatasan media pembelajaran merupakan suatu permasalahan yang harus segera diselesaikan oleh guru. Menurut Asep Agus Sulaeman (2019) mengatakan bahwa kemampuan menemukan permasalahan merupakan kompetensi penting agar guru akan terus terbiasa menemukan ide-ide kreatif dalam pembuatan alat peraga. Menemukan masalah ini merupakan modal guru sebagai pelajar seumur hidup sehingga terus menerus menghasilkan ide-ide untuk solusi permasalahan alat peraga lainnya yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat tarik makna jika ingin membentuk sikap kreatif siswa, dimulakan dari guru terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan ketika guru merasakan suatu permasalahan dalam media pembelajaran. Seperti halnya keterbatasan dalam laboratorium, guru tetap dapat melakukan praktikum dengan cara praktikum yang sederhana.
Seperti mengganti alat dengan yang lebih sederhana. Contoh, praktikum herbarium. Alat yang dapat diganti seperti mengganti beaker glass sebagai wadah membuat pengenceran yang dapat diganti dengan toples plastic seperti toples sosis. Kemudian aquades yang diganti dengan air biasa. Wadah yang sama juga digunakan untuk herbarium basah. Sekurang-kurangnya siswa dapat merasakan kegiatan dan keterampilan praktikum sederhana.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jika ingin membentuk sikap kreatif siswa harus dimulai dari guru. Sikap dan kemampuan guru dalam menganalisis masalah dan memecahkan masalah merupakan modal dasar dalam membentuk sikap kreatif guru. Jika guru dapat melakukan pembelajaran dengan cara yang kreatif maka siswa akan merasa pembelajaran lebih menyenangkan, siswa dapat melihat sikap kreatif guru dan siswa tertarik untuk mengikuti langkah guru. ***
Penulis : Amaliya Nurul Fadhilah
(Mahasiswi Magister Pendidikan Biologi Universitas Riau)
Sumber foto : internet /ilustrasi