UTUSANRIAU.CO, PEKANBSRU - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau (Disnakertrans) sedang menyelidiki dan investigasi kasus kecelakaan kerja seorang karyawan PT Three G Diving di Sungai Siak, Koto Gasib, Siak, Riau.
Pekerja kontraktor selam itu tewas saat pengerjaan selvage (pengapungan) dan penyemenan bawah air kapal tongkang milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Peristiwa itu terjadi di Sungai Siak, Koto Gasib Kecamatan Rantau Panjang, Kabupaten Siak, Riau, Kamis lalu (25/7/2024) di kutip dari detakindonesia.com. Korbannya seorang pekerja kontraktor bernama Rahmat Rianto (30).
Kabid Pengawasan Disnaker transportasi Riau, Bayu Surya kepada wartawan membenarkan peristiwa kecelakaan kerja tersebut. Saat ini Disnakertrans Riau sedang mengirimkan Pengawas ketenagakerjaan untuk melakukan investigasi.
"Benar telah terjadi kecelakaan kerja yang menewaskan seorang pekerja kontraktor pengerjaan proyek PT RAPP. Saat ini kami telah mengirimkan pengawas ketenagakerjaan ke lokasi untuk melakukan investigasi. Kita tunggu saja laporannya," ujar Bayu, Rabu (7/8/2024).
Sementara itu, Rice, Pengawas yang ditugaskan untuk melakukan penyelidikan mengatakan, saat ini investigasi masih berjalan.
Tapi kalau semua sudah kami periksa, kami akan bikin laporan ke Kepala Bidang (Kabid). Kami belum bisa memberikan laporan karena investigasi masih berjalan," kata Rice kepada wartawan.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pekanbaru, Budi Cahyadi menjelaskan, pihaknya telah melakukan upaya pencarian korban di lokasi kecelakaan. Korban telah ditemukan oleh Tim SAR pada Jumat (26/7/2024) dalam keadaan meninggal dunia.
"Alhamdulillah pencarian hari ke dua korban kami temukan lebih kurang 20 meter dari LKP (last known position) dalam keadaan meninggal dunia. Korban lalu dibawa ke Klinik PT RAPP," kata Budi.
Ditambahkannya, peristiwa berawal ketika korban bersama 12 orang rekannya yang merupakan pekerja kontraktor PT Three G Diving dikontrak oleh PT RAPP Buatan Siak Riau sejak 19 Juli 2024, mengerjakan pengapungan kapal tongkang.
Lima hari dimulainya pekerjaan, yakni Kamis 25 Juli 2024 sekira pukul 10.30 WIB, seperti biasanya korban bergantian melakukan penyelaman untuk melakukan penyemenan di dalam air.
"Setelah 15 menit tak muncul ke permukaan, rekan korban Iwan menyusul ke dalam air, dan meminta Rahmad Riyanto agar segera naik ke permukaan. Kemudian mereka berdua naik tetapi menggunakan jalur tali yang berbeda," kata Budi.
Kemudian, dua rekan lainnya yang berada di permukaan, melihat korban meminta tolong sambil memutar tubuhnya. Melihat hal ini, kedua rekan korban yakni Ipul dan Udi segera melompat ke air untuk melakukan pertolongan.
"Rekan korban Ipul dan Udi sempat memegang tangan dan mencoba menarik korban. Namun, keduanya tidak sanggup menarik karena tubuh korban seperti tertahan di dalam air. Setelah pegangan tangan korban terlepas dia langsung tenggelam dan tidak terlihat lagi," jelas Budi.
Atas kejadian tersebut, pihak perusahaan dan rekan korban melapor ke pihak berwenang untuk melakukan pencarian. (*/rls/azf)