UTUSANRIAU.CO - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, Boby Rachmat, menemani Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Kardin, saat kunjungan ke Riau. Mereka juga memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) pada Rabu, 16 Juli 2025. Kuliah umum tersebut sangat memotivasi dan memberikan wawasan global.
Dikutip dari nadariau.com, Abdul Kadir Kardin berbagi pesan inspiratif kepada ratusan mahasiswa Universitas Islam Riau. Ia menjelaskan bahwa kekayaan sebenarnya tidak dinilai dari berapa besar gaji kita, tetapi dari seberapa baik kita mengelola keuangan.
"Orang kaya itu bukan hanya yang punya gaji besar, tapi yang pintar mengatur uangnya," kata Abdul Kadir, yang membuat mahasiswa dan civitas akademika UIR bertepuk tangan.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah tidak melarang orang untuk bekerja di luar negeri, selama mereka mempersiapkan segalanya dengan baik.
"Kami tidak pernah melarang orang untuk bekerja di luar negeri. " Tapi jangan pergi tanpa persiapan. "Siapkan diri dengan baik supaya tidak merepotkan diri sendiri atau orang lain di tempat tujuan," ujarnya dengan tegas.
Abdul Kadir mengatakan bahwa sekarang ada 352 ribu lowongan kerja di luar negeri. Lowongan ini ada di lebih dari 140 jenis pekerjaan dan di 45 negara.
Namun, untuk bisa bersaing secara global, para calon PMI harus menguasai tiga kompetensi utama, bahasa Asing.
“Bahasa adalah kunci utama komunikasi. Tanpa itu, sulit untuk diterima dan bekerja secara efektif,” katanya.
Kemudian keterampilan Teknis (Hard Skills)Penguasaan bidang kerja harus sesuai dengan standar industri internasional dan keterampilan Sosial (Soft Skills) termasuk di dalamnya etika kerja, kemampuan adaptasi, dan komunikasi interpersonal.
“Ketiga kemampuan ini wajib disertifikasi. Di luar negeri, semua harus dibuktikan secara profesional,” tambahnya.
Abdul Kadir juga menekankan pentingnya adaptasi budaya sebagai modal penting bagi para pekerja migran.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Adaptasi budaya akan membuat kita dihargai dan bisa hidup selaras di negeri orang,” kata Abdul Kadir.
Dalam penutup kuliah umumnya, ia memotivasi para mahasiswa untuk menanamkan semangat sukses saat bekerja di luar negeri.
“Tanamkan dalam diri, Pergi Migran, Pulang Juragan. Artinya, kita ingin para pekerja migran kembali ke tanah air sebagai pribadi mandiri, sukses, dan membanggakan bangsa,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Abdul Kadir Kardin juga menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) dengan Universitas Islam Riau. Kerja sama ini bertujuan untuk menciptakan kerja sama yang baik dalam mendukung penempatan dan perlindungan PMI. Ini didasarkan pada tiga hal yang dilakukan perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
"Perguruan tinggi harus memimpin dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang bisa bersaing di pasar kerja global," katanya.
Dengan semangat baru dan kerja sama yang baik ini, pemerintah berharap dunia akademik dapat membantu menciptakan generasi pekerja migran yang tidak hanya terampil, tetapi juga dapat membanggakan Indonesia di kancah internasional. ***red