OPINI - Perkembangan islam di singapura antar periode kolonial hingga modern dimulai dari Kesultanan Melaka yang diteruskan ke abad 15 yaitu para pedagang muslim dari Arab, Persia dan India saat itu yang pertama kali memperkenalkan Islam ke Singapura dan pelesiran lain, Islam sangat cepat tumbuh di sana. Ia tersebar di kawasan Kampong Glam dan Racor yang menjadi pusat keagamaan Islam melalui surau dan masjid-masjidnya.
Komunitas muslim melayu masih tetap menjadi kelompok dengan tingkat pendidikan dan pendapat terendah di Singapura. Kesenjangan ini bukan sekedar masalah usaha individu tetapi hasil dari struktur historis dan kebijakan yang sistematis.
Program seperti mendaki, meskipun berniat baik, mengoperasikan logika yang problematik. Muslim Melayu dianggap sebagai masalah yang perlu diperbaiki agar sesuai dengan standar mayoritas.
Mobilitas ekonomi muslim sering kali mensyaratkan asimilasi kultural yang mengikis kekhasan identitas. Supaya bisa sukses dalam definisi Singapura, muslim harus menjadi cukup Melayu untuk tidak melupakan akar, tetapi tidak terlalu Melayu untuk menghambat kemajuan.
Islam mulai berkembang di Singapura pada abad ke-8 hingga abad ke-1 dan berkembang pesat pada abad ke-14 pada masa Kesultanan Malaka. Tetapi, perkembangan Islam mulai terhambat ketika Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis selama 130 tahun.
Kemudian pada masa Kolonial Inggris, Inggris mendorong imigrasi dari berbagai bangsa, termasuk Cina, India dan ditambahkan dengan pengenalan misionaris kristen. Ini menyebabkan umat Islam menjadi minoritas di Singapura.
Sebelum kedatangan oleh para Bahasa Inggris pada tahun 1819 wilayah Singapura itu sudah dipengaruhi oleh para Kesultanan Melayu seperti Johor Riau. Namun hanya sedikit saja populasi yang tetap di pulau itu, ketika bangsa Inggris membuka negara Singapura, pulau itu sebagai pusat perdagangan dengan jumlah kaum muslim meningkatkan pesan. Mereka itu adalah orang melayu dari Riau, Arab Handarami yang berperan sebagai dakwah dan orang India Muslim yang datang sebagai pedagang kecil atau tentara.
Pada masa kolonial banyak Masjid tua di bangun seperti Masjid Sultan dan Masjid Jameadan sekolah madrasah tradisional yang tumbuh untuk mengajarkan ilmu agama, bahasa Arab dan Al Qur’an.
Dari segi sosialnya komunitas muslim saat ini berada dalam struktur masyarakat kolonial, mereka cenderung berada pekerjaan kecil, serta pendidikan agama berkembang tetapi zaman itu belum sama sekali modern.
Pada masa era pasca kolonial dan kemerdekaan, komunikasi muslim mulai mengatur pendidikan dan sosial sendiri dan banyak terbentuknya organisasi muslim mulai aktif berperan dalam dakwah dan pendidikan.
Pada masa era modern, Islam sebagai identitas komunikasi Melayu setelah Singapura merdeka pada tahun 1965, Islam menjadi identitas resmi bagi etnis Melayu. Pemerintah mengakui peran Islam sebagai dari keberagaman nasional.
pemerintah membentuk negara resmi yang mengatur muslim dalam pengelolaan masjid, pendidikan agama serta zakat dan wakaf.
Pada masa Singapura tantangan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan ruang dakwah dalam negara sekuler yang ketat kebutuhan ekonomi semakin di tengah modernisasi.
Pemerintahan Islam saat ini menekankan bahwa kaum muslim wajib beradaptasi dengan hubungan antar agama, kegiatan dakwah dilakukan secara tertib dan sesuai peraturan.
Tulisan ini ditulis oleh Muhammad Arya Saputra, Putry Aysyah, Rizki Ariful Fikri dan Muhammad Faiz Musyaffa Mahasiswa Prodi Matematika UIN Suska Riau.