UTUSANRIAU.CO, PELALAWAN — Pembukaan pendaftaran calon Direktur Utama Perumda Tuah Sekata Pelalawan memicu reaksi tegas dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pelalawan. Organisasi mahasiswa tersebut memberi peringatan keras kepada Pemerintah Kabupaten Pelalawan agar tidak menjadikan proses seleksi ini sebagai ruang untuk mengangkat tim sukses politik atau figur titipan.
Ketua Koordinator HMI Pelalawan, Meldianto, menegaskan bahwa masyarakat tengah mencermati ketat dinamika ini. Ia menyebut jabatan strategis di BUMD bukan wadah untuk menampung mereka yang hanya mengandalkan kedekatan politik atau hubungan pragmatis. “Dirut Perumda Tuah Sekata bukan kursi hadiah untuk tim sukses. Ini amanah ekonomi daerah, bukan ajang balas budi,” tegasnya.
HMI menilai bahwa Perumda Tuah Sekata sebagai BUMD yang memegang peranan penting bagi pelayanan publik dan pendapatan daerah harus dipimpin oleh figur profesional, berintegritas, dan memiliki rekam jejak manajerial yang jelas. Menurutnya, publik tidak boleh disuguhi proses seleksi yang sarat nuansa politik praktis. “Pelalawan butuh pemimpin BUMD yang paham manajemen, bukan hanya paham bagaimana mendekat kepada kekuasaan,” ujarnya.
Selain itu, HMI juga menyoroti kekhawatiran masyarakat terhadap potensi munculnya permainan kepentingan, atau yang disebut sebagai “sehubung-sehubung”, dalam proses rekrutmen jabatan strategis. Meldianto meminta agar seluruh tahapan seleksi dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan bebas dari praktik titipan. “Buka seleksi, buka nilai, buka rekam jejak. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” katanya.
Ia memastikan bahwa HMI Pelalawan akan terus mengawal proses ini, termasuk mengawasi transparansi panitia seleksi (pansel) dan mendorong partisipasi publik. Jika ditemukan indikasi pengaturan kursi atau penyimpangan, HMI tidak segan melakukan aksi. “Jika ada tanda-tanda kursi Dirut sudah disetting untuk orang tertentu, HMI tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
Meldianto menambahkan bahwa BUMD merupakan institusi ekonomi daerah yang semestinya steril dari kepentingan politik. Ia menegaskan bahwa pengisian jabatan strategis harus menghadirkan sosok yang berkomitmen terhadap pelayanan dan kemajuan daerah.
Di akhir pernyataan, HMI Pelalawan kembali mengingatkan pemerintah agar menempatkan profesionalisme di atas kepentingan politik. “Pilih yang kompeten, pilih yang bersih, pilih yang punya dedikasi. Jangan pilih hanya tim sukses,” tutupnya.**rls