PELALAWAN,UTUSANRIAU.CO -- Sempat terpantau oleh satelit NOA terdapat 2 hingga 3 titik api (hot spot) di kabupaten Pelalawan, dalam 2 hari belakangan ini, hotspot tersebut sudah tidak ada lagi atau nihil.
Hal ini diungkapkan oleh kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pelalawan Samsul Anwar pada media ini, Rabu (6/8/2014). Menurutnya, saat ini cuaca di Kabupaten Pelalawan masih dalam musim kemarau dengan suhu mencapai 35 derajat celcius.
"Kita masih dalam masa kemarau meskipun saat ini diselingi dengan cuaca berawan," tandasnya.
Saat ini, sambungnya, arah angin berhembus menuju arah Timur Laut Selat Melaka. Kalau posisi Pelalawan sendiri mengarah ke Buton yakni ke Kabupaten Siak. Tiga hari lalu sempat terjadi kebakaran lahan kosong di Rantau Baru. Hanya saja tidak terpantau di satelit NOA.
"Karena memang satelit NOA lebih sensitif beda dengan yang dipakai BMKG Riau yang menggunakan satelit Terra Aqua," ujarnya.
Dikatakannya, bahwa saat ini pihaknya telah menempatkan petugas di sejumlah titik rawan dalam memantau hotspot dan titik api untuk segera dilakukan pengecekan di lapangan agar segera dapat diinformasika ke seluruh pihak yang berkompeten untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pelalawan.
"Data yang masuk langsung kita lakukan pengecekan di lapangan. Hal ini untuk dapat mengetahui lokasi keberadaan hotspot dan titik api untuk segera dapat ditangani oleh pihak-pihak yang berkompeten seperti Kepolisian, BPBPKD Pelalalawan," tutupnya.
Sementara itu, Upika Kecamatan Langgam sendiri saat ini fokus terhadap 4 Desa dan Kelurahan rawan karhutla. Adapun 4 desa dan kelurahan tersebut yakni desa Segati,Gondai,Penarikan dan kelurahan Langgam.
"Saat ini, pihak Kecamatan sudah membentuk tim terpadu penanganan kebakaran hutan dan lahan yang langsung dikoordinator dengan Camat dan Wakil Kapolsek serta Danramil. Termasuk dalam tim terpadu 17 perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Langgam," ungkap Camat Langgam Faisal,S.STP kepada media ini, Rabu (6/8/2014).
Saat ini, lanjutnya, ke empat desa dan kelurahan itu mendapat fokus perhatian mengingat kawasan hutan dan lahan yang cukup luas.
Terakhir kebakaran terjadi di Kawasan Tekhnopolitan seluas 4 hektar. Pihaknya mengharapkan kebakaran tidak lagi terjadi.
"Selama ini kita terus berkoordinasi dengan semua pihak dari tingkat RT dan RW hingga ke tingkat Kabupaten seperti Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Pelalawan," katanya.
Ditambahkannya, memang kebanyakan titik rawan kebakaran saat ini di kawasan lahan warga. Oleh karena itu, pihak Kecamatan terus melakukan sosialisasi dan amaran kepada warga untuk tidak membakar lahan.
"Kita dari Upika Kecamatan siap siaga agar kebakaran tidak terjadi dan tidak meluas," pungkasnya.(ur2)