Kakan Kemenag Rohul : Islam Ajarkan Memberi Maaf

Sabtu, 16 Agustus 2014 | 10:08:35 WIB
Kakan Kemenag Rohul, Drs. H. Ahmad Supardi MA###

ROKAN HULU,UTUSANRIAU.CO -- Bila dilihat dalam ajaran agama Islam, khususnya sumber utamanya Alqur’an, maka ayat-ayat yang berbicara tentang maaf memaafkan, di dalamnya adalah perintah memberi maaf dan bukan perintah meminta maaf. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memberi maaf kepada orang lain, yang pernah berbuat salah kepadanya.
 
Namun demikian, bukan berarti bahwa meminta maaf tidak perlu, sebab kalau kita memakai teori ushul fiqh, ada yang disebut dengan istilah Qiyas Aulawi, artinya perbandingan yang lebih utama. Sebagai contoh, dalam Alquran disebutkan larangan mendekati zina. Artinya yang dilarang itu mendekati zina, lalu bagaimana dengan melakukan zina itu sendiri. Tentu lebih dilarang lagi.
 
Demikian disampaikan Kepala Kantor (Kakan) Kementerian Agama (Kemenag) Kab Rokan Hulu (Rohul) Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, ketika memberikan khutbah Jumat di hadapan ratusan jamaah Masjid al-Ikhlas Lubuk Bandung Hilir Kota Pasir Pengarayan, Jumat (15/8/2014).

Dikatakannya, istilah yang terkait dengan maaf memafkan ini menggunakan istilah
Khuzi al-‘afwa (beri maaflah); Faman ‘Afa wa Ashlaha (barang sipa yang memberi maaf dan berbuat baik); wa al-‘afina ‘ani an-Nas (memberi maaf kepada manusia); dan
Fa’fu ‘anhum (maka beri maaflah mereka).
 
Menurut Ahmad Supardi, ayat-ayat ini menunjukkan betapa petingnya memberi maaf kepada orang lain. Oleh karena itu, maka tidak ada istilah dalam Islam, tiada maaf bagimu, sebab agama Islam itu memerintahkan untuk memberikan maaf kepada orang lain, baik diminta maafkan oleh yang bersangkutan maupun tidak diminta maafkan.
 
Ahmad Supardi dalam khutbahnya, mengutif tentang teori seorang ulama besar yang bernama Ibnu Hajar Al-Asqalani. Asqolani mengatakan ada empat teori tentang kebaikan dan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain ataupun sebaliknya, kebaikan dan kejahatan yang dilakukan oleh orang lain pada dirinya.
 
Pertama, jika ada kebaikan kita pada orang lain maka lupakanlah, sehingga kita tidak terjerumus pad ria dan mengharapkan balasan dari orang lain tersebut.
 
Kedua, jika ada kebaikan orang lain pada kita maka ingat-ingatlah selalu, karena dengan mengingat kebaikan orang lain pada kita, maka kita akan berusaha membalas kebaikannya sekaligus berterima kasih kepadanya.
 
Ketiga, jika ada kesalahan kita pada orang lain, maka ingat-ingatlah selalu, sebab dengan mengingat kesalahan maka kita akan meminta maaf kepada yang bersangkutan, sekaligus berjanji dalam diri untuk tidak mengulanginya kembali.
 
Keempat, jika ada kesalahan orang lain pada kita maka lupakanlah, sehingga kita dapat memaafkannya, sebab kalau kita ingat-ingat terus, maka kita akan berupaya membalasnya. (ar)

###

Terkini