NEW DELHI, UTUSANRIAU.CO - Korban jiwa akibat hujan deras yang melanda wilayah Kashmir yang membentang di atas wilayah India dan Pakistan, terus bertambah hingga 420 orang. Otoritas kedua negara pun menuai kritikan karena dianggap lalai menghadapi cuaca ekstrem semacam ini.
Di bagian wilayah Kashmir yang dikuasai India, dilaporkan lebih dari 2 ribu desa setempat terendam banjir. Hujan deras yang melanda wilayah ini tercatat sebagai yang terlebat dalam 50 tahun terakhir.
"Kerusakan yang terjadi sungguh mengejutkan, banyak orang terjebak di atap rumah mereka selama 3 hari terakhir di sejumlah wilayah Kashmir," tutur pejabat senior Tim Penanggulangan Bencana Nasional di New Delhi, seperti dilansir Reuters, Selasa (9/9/2014).
Menurut pejabat yang enggan disebut namanya tersebut, pihaknya akan mampu mengerahkan tim ke Kashmir tepat waktu sebelum banjir melanda, jika saja prakiraan cuaca yang ada cukup akurat.
"Kita semua kecolongan karena tidak ada satupun peringatan yang dikeluarkan oleh kantor prakiraan cuaca. Banjir bandang ini mengejutkan kita," imbuhnya.
Departemen Meteorologi India telah memprediksi terjadinya hujan lebat di Kashmir pekan lalu. Namun Komisi Perairan Pusat yang berwenang mengeluarkan peringatan banjir, tidak mengeluarkan peringatan apapun.
Operasi penyelamatan besar-besaran dilakukan oleh militer kedua negara. Ratusan ribu tentara India ditempatkan di wilayah Kashmir yang memang selama ini rawan konflik dengan Pakistan. (detiknews.com)