Oscar Lawalata & Desainer Belanda Rilis Busana Khas Jawa

Kamis, 06 November 2014 | 12:11:03 WIB
###

UTUSANRIAU.CO - Budaya Jawa dengan segala nilai spiritual di dalamnya, tak habis-habisnya dieksplorasi oleh banyak desainer tanah air. Beberapa waktu lalu misalnya, desainer Barli Asmara dan juga Era Soekamto menampilkan koleksi yang kental nuansa Jawa untuk pagelaran IPMI Trend Show 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan, pekan lalu.

Kali ini, budaya Jawa juga menginspirasi desainer muda lainnya. Desainer yang konsisten mengangkat sentuhan Indonesia di hampir semua koleksinya, Oscar Lawalata. Kecintaan Oscar pada budaya Indonesia tak ditampilkannya sendirian kali ini, melainkan lewat kolaborasi bersama desainer asal Belanda, Mada van Gaans. Upacara khas adat Jawa pun menginspirasi kedua desainer dengan latar berbeda itu, menghadirkan satu rangkaian koleksi bertajuk Ceremony of Java.

"Kita sama-sama mencintai budaya Indonesia. Kita sama-sama dari dunia fashion. Kita melihat upacara ada di setiap kehidupan kita dari kita lahir, menikah, sampai meningal," tutur Oscar di area fashion tent Jakarta Fashion Week 2015, Senayan City, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014).

Eksplorasi budaya Jawa yang telah dituturkan sang desainer didapatkannya dari filosofi para penari Bedoyo yang lembut gemulai. Karakteristik penari ini pun ditransformasikan menjadi sebuah karya yang penuh keanggunan. Narasi akan nilai tradisional digambarkan lewat label Oscar Lawalata Culture melalui lini Lockham dan Mongoloid. Batik sebagai esensial dari Lockham, sebagai perlambang sejarah masa lalu dan kini dikreasikan secara inovatif dalam teknik potongan modern, Mongoloid.

"Dari geraknya dan segala atributnya menginspirasi saya membuat koleksi batik dari pewarna alam," tambah Oscar lagi.

Konsisten dengan DNA rancangan Oscar Lawalata, koleksi ditampilkan dalam garis minimalis dan loose, beberapa tampil dengan inspirasi busana adat Jawa, dodot. Oscar memainkan teknik lipatan atau draperi yang memberi volume untuk busana dalam potongan minimalis. Siluet yang loose atau longgar, namun jatuh mengikuti siluet tubuh menjadikan padanan elegan dalam desain yang timeless.

Beberapa tampil modern dan sofistikasi antara potongan tube atau kemben dengan kain yang diikat simpul sebagai roknya, ditumpuk bersama outer dalam potongan oversized dengan dominasi palet hitam yang terkesan edgy. Dalam koleksi kali ini pula, kesan modern ia tampilkan dalam padanan vest panjang dengan lapel lebar dan celana berpotongan flare yang melebar di bagian bawahnya. Aksesori ikat pinggang pun ditambahkan untuk membentuk siluet pinggang.

Terusan dalam potongan sederhana ditawarkan dengan aksen draperi di sisi gaun dan potongan yang terbuka di bagian punggungnya. Beberapa outer kemudian tampil sebagai coat ataupun jaket dengan efek ruffle ataupun kerutan di garis jahitannya. Dilanjutkan dengan gaun malam warna hitam, menawarkan sisi sensual wanita lewat siluet yang mengikuti kontur tubuh. Dikreasikan berbeda dengan teknik lipatan atau draperi dan juga one shoulder.

Gradasi hitam pun membaur dengan warna emas kini. Sebagai motif di atas palet hitam lewat teknik prada ataupun tampil dalam potongan busana berbeda. Cetakan motif batik parang sampai khas Yogya dalam warna emas, jauh dari kesan klasik dan monoton. Justru menambah esensi elegan dan kemewahan bagi busana-busana berpotongan minimalis.

Nuansa Jawa di tiap potongan busana Oscar semakin kental lewat aplikasi aksesori yang dibuat oleh desainer Belanda, Mada van Gaans. Ini adalah debut Mada dalam membuat lini aksesori. Sebelumnya, desainer asal Amsterdam itu fokus pada lini busana pria.

"Aku mengenal Oscar di Amsterdam. Kita saling mengenal dan juga belajar. Aku menyukai budaya Jawa saat perjalananku ke Yogya tahun 2011 lalu," tutur Mada.

Mempelajari budaya Jawa yang kemudian digambarkan dalam 60 desain aksesori modern merupakan tantangan bagi Mada. Ia terinspirasi dari karakter pewayangan dan juga burung yang diaplikasikan lewat material seperti logam emas dan juga kulit yang terkesan edgy. Kombinasi kulit hitam itu disebutnya sebagai perlambang wayang kulit dalam cara modern.

Potongan aksesori, dari mulai belt, anting dan headpiece pun tampil minimalis, namun beberapa memiliki detail potongan yang kental nuansa Jawa. Misalnya berdetail seperti ukir-ukiran dalam bentuk merak dan burung bermahkota.

"Cukup sulit untukku. Aku menggunakan begitu banyak teknik, dan satu tahun rasanya kurang untuk mempelajari semua filosofinya," pungkas Mada. (wolipop.com)

###

Terkini