SELATPANJANG, UTUSANRIAU.CO - Guna menekan angka penderita penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Kepulauan Meranti menggelar workshop. Peserta adalah tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan pendidik, ustadz, Ketua pemuda dan kader posyandu tentang peduli HIV dan AIDS tersebut.
Hingga Desember kasus HIV dan AIDS di Provinsi Riau berdasarkan data dari KPA dan Dinas Kesehatan Provinsi Riautercatat sebanyak 1142 penderita HIV dan 1168 penderita AIDS. Untuk Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri telah didata sebanyak 15 kasus HIV dan 8 kasus AIDS. Ini hanya data yang masuk dan ditangani KPA Meranti, jumlah tersebut bisa jadi menjadi lebih banyak.
Demikian dikatakan Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Masrul Kasmy yang juga Ketua Pelaksana mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberi masukan dan aksi yang dapat membantu program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Meranti.
"Pencegahan penyebaran HIV dan AIDS tidak hanya tugas KPA saja. Namun merupakan tanggung jawab semua komponen dan HIV AIDS harus ditanggani lebih konperehensif dengan menerapkan pola hidup sehat serta menghindari hal negatif yang dapat memicu penularan penyakit tersebut," ungkap Masrul pada sosialisasi workshop pelatihan peduli HIV/Aids yang digelar oleh KPA di Balroom Grand Meranti Hotel, Selasa (9/12/14).
Masrul juga merasa khawatir dengan prilaku sek bebas dan menyimpang yang menyebabkan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Meranti. Dari temuan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kepulauan Meranti, ada prilaku penyimpang saat ini yang sungguh diluar dugaan.
"Ternyata ada pelacur pria di kota kita atau dengan istilah gigolo. Ini sungguh mengejutkan sekali. Temuan KPA ini seperti dibuku Jakarta Undercover, sesuatu yang tersembunyi yang tidak ketahui oleh masyarakat luas. Barangkali hal ini sama dengan Selatpanjang Undercover, yang mengancam kita dan generasi kita, ini harus kita waspada bersama," ucap Wabup dihadapan peserta Workshop Tokoh Masyarakat Peduli AIDS Kabupaten Kepulauan Meranti.
Hal itu disampaikan juga oleh Ketua KPA Provinsi Riau, Sri Suryaningsih yang hadir sebagai narasumber dalam memaparkan penyebaran HIV dan AIDS di provinsi Riau pada saat ini jumlahnya sangat signifikan, dan penderitanya cenderung kepada kaum wanita karena menurut data dari KPA virus HIV dan AIDS penyebaran melalui Persalinan mencapai 20 persen dan melalui menyusui 10-15 persen.
"HIV dan AIDS termasuk penyakit menular tapi tidak menular, tetapi sekali ketularan maka seumur hidup bisa menularkan, maka hendaknya kita menerapkan pola hidup sehat," sebutnya.
Sementara itu Sekretaris KPA Kabupaten Kepulauan Meranti, drg Vivianti dalam forum diskusi memaparkan salah satu kasus di Kabupaten Kepulauan Meranti, yaitu kasus seorang ibu rumah tangga di Desa Lukit berusia 27 tahun. Sudah dua tahun menikah dan mempunyai anak, ketika diperiksa ke Pekanbaru ternyata positif AIDS dan pulang ke desa ia dicerai oleh suami bahkan masyarakat mengusir ibu tersebut, akhirnya ibu tersebut meninggal dunia.
"Kondisi HIV/AIDS di Meranti memang harus kita waspadai. Saat ini penderita HIV/AIDS tidak hanya di kota Selatpanjang, namun sudah menjangkau masyarakat pedesaan bahkan masyarakat Suku Asli Akit di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah ada yang menderita HIV," ucap Staf Ahli tersebut. (rhd)
###