Oknum Perawat RSUD Bengkalis Terlantarkan Pasien Hamil

Kamis, 20 Februari 2014 | 06:02:47 WIB

Bengkalis, utusanriau.co - Terkait pemberitaan tentang kurang ramahnya pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis RSUD Bengkalis terhadap pasien maupun keluarga pasien yang di beritakan pada edisi 19 pebruary 2014, Amir Syahrudin,SE,MM salah seorang tokoh masyarakat Bengkalis angkat bicara, menurut pria yang berprofesi sebagai dosen pada STIE Bengkalis dan Politechnik Negeri Bengkalis ini, sebagai rumah sakit yang sudah di tunjuk sebagai tempat rujukan regional semestinya RSUD Bengkalis dapat meningkatkan pelayanan.

“Saya melihat pelayanan di RSUD Bengkalis ini menunjukan kurangnya profesionalisme para pegawai medis yang ada, sebagai RSU Rujukan Regional, RSUD Bengkalis harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pasien dan tidak seperti sekarang ini “, kata Amir, Kamis (20/2).

Amir mencontohkan, permasalahan yang sedang di klarifikasinya saat ini terkait hal pelayanan juga, menurut Ketua LSM Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Bengkalis ini, salah seorang dokter yang bertugas sebagai dokter spesialis kandungan di RSUD Bengkalis berinisial RS telah menterlantarkan salah seorang pasien sehinga berakibat fatal terhadap pasien tersebut.

“Masak orang mau melahirkan dan harus menjalani operasi di terlantarkan sampai 5 jam, dan akhirnya bayi yang di lahirkanpun tidak dapat di selamatkan, sudah itu pelayanan dokter tersebut juga sangat mengecewakan, saat keluarga pasien menghendaki agar ibu yang baru saja menjalani operasi tersebut di rawat di ruang VIP RSUD Bengkalis, dokter RS menolak dan memaksa agar ibu tersebut di rawat di Klinik miliknya, ini kan tidak dapat di benarkan, padahal permintaan keluarga pasien ini karena dua hal yang jadi pertimbangan, yang pertama karena kondisi  psikologis ibu tersebut karena anaknya tidak tertolong, yang kedua karena kondisi fisiknya yang sangat lemah, makanya minta di rawat di ruang VIP RSUD, ”kata Amir.

“Jadi, aya sarankan agar managemen RSUD dapat mengevaluasi kembali para tenaga medis, hal ini perlu di lakukan agar tenaga medis yang ada benar-benar dapat bekerja secara profesional sehingga pelayanan RSUD Bengkalis dapat di tingkatkan dengan baik, dan untuk oknum dokter seperti RS tersebut sebaiknya disingkirkan saja dari RSUD Bengkalis, karena ini sangat berbahaya kalau sikapnya tetap demikian maka korbanya adalah masyarakat kita, “ucapnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Umum drg. Yenni Fariza saat dihubungi melalui ponsel mengutarakan, dirinya membantah keras terkait adanya laporan LSM yang menyatakan dokter menelantarkan pasien. Karena khusus, dokter selama melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Tidak benar itu, jika dokter menelantarkan pasien, karena dokter bekerja dengan SOP yang sudah ada. Tidak mungkin bisa menelantarkan pasien, mungkin di saat itu ada dokter yang bekerja dijadwal jaga, karena semua pelaksana RSUD sudah memiliki jadwal masing-masing, ”katanya.

Bicara mengenai pelayanan pasien kandungan, sambungnya. Bisa saja, pada saat melahirkan itu, belum pada waktu melahirkan, melainkan harus menunggu hingga melalui persalinan normal, atau bisa juga melalui operasi. Lima dokter kandungan yang ada di RSUD Bengkalis, tentunya dibekali dengan SOP.

“Kalau memang ada yang demikian, kami minta warga langsung menginformasikan ke bagian pelayanan. Sehingga bisa diketahui identitas dokter yang dimaksud, dan managemen RSUD siap untuk mempertanyakannya ke pihak dokter yang dimaksud. Atas informasi ini, saya sangat berterimakasih karena masyarakat sudah membantu dalam pengawasan pelayanan RUSD Bengkalis, untuk  RSUD Bengkalis yang lebih baik ke depan , ”katanya. (bp)

Terkini