Wabup H. Said Hasyim Hadiri Acara Festival Sagu Nusantara, Lestarikan Peradaban Ekologi Sagu di Bumi Meranti

Wabup H. Said Hasyim Hadiri Acara Festival Sagu Nusantara, Lestarikan Peradaban Ekologi Sagu di Bumi Meranti
Wabup H. Said Hasyim Hadiri Acara Festival Sagu Nusantara, Lestarikan Peradaban Ekologi Sagu di Bumi Meranti

UTUSANRIAU.CO, MERANTI - Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim bersama Dirjend Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup RI RM.

Karliansyah dan rombongan menghadiri acara Festival Sagu Nusantara, kegiatan dalam rangka Melestarikan Peradaban Ekologi Sagu di Bumi Meranti itu, dipusatkan di Lapangan Sanggar Seni Kecamatan Tebung Tinggi Timur, Desa Sungai Tohor, Sabtu (14/3/2020).

Ket foto Wabup H. Said Hasyim Hadiri Acara Festival Sagu Nusantara, Lestarikan Peradaban Ekologi Sagu di Bumi Meranti

 

Turut bersama rombongan Deputy 4 BRG RI Dr. Haris Gunawan, Deputy Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi RI Ir. Victoria Boru Simanjuntak, Staf Khusus Kementrian LHK RI.

Acara juga turut dihadiri oleh Kepala Bappeda Meranti Dr. H. Makmun Murod, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Meranti Drs. H. Irmansyah, Kepala Dinas Perkebunan Meranti T. Efendi, Kepala Dinas Perindag Meranti Drs. Azza Fahroni, Camat Tebing Tinggi Timur Saifup Ikram, Kabag Humas dan Protokol Meranti Rudi MH, Kabag Kesra Sekdakab. Meranti Hery Saputra SH,  Pabung Bengkalis Mayor P. Girsang, Kades Sungai Tohor Efendi, Tokoh Masyarakat/Agama/Adat serta ratusam masyarakat yang memadati lokasi acara.

Pembukaan kegiatan Festival Sagu Nusantara di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi, ditandai dengan pembelahan tual Sagu oleh Wakil Bupati bersama Dirjend Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup, dan tamu lainnya yang dilanjutkan dengan pembukaan Stand Bazar.

Festival Sagu Nusantara tahun 2020 kali ini mengusung tema "Urun, Rembuk, Konsolidasi dan Silahturahmi Pemangku Kepentingan Dalam Melestarikan Peradaban Ekologi Sagu pada Hutan Gambut demi keberlanjutan Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat.

Seperti dijelaskan Ketua Panitia, Abdul Manan kegiatan ini terselenggara berkat swakarsa dan gotong royong masyarakat selama 3 bulan terakhir untuk membangun bazar dan menyiapkan aneka makanan olahan Sagu serta kerajinan hutan Gambut yang akan ditampilkan kepada pengunjung.

Disamping makanan dalam stand bazar juga dipamerkan aneka produk olahan Sagu seperi Gula Sagu, Beras Sagu, Mie Sagu hingga pupuk Organik dari limbah Sagu yang diklaim sangat baik untuk menyuburkan tanah.

Menyikapi pelaksanaan kegiatan itu Wabup Said Hasyim, mengucapkan apresiasi kepada panita khususnya masyarakat yang sangat bersemangat untuk memperkenalkan Sagu Meranti, melestarikan dan menjaga ekosistem Gambut dari kerusakan.

Dijelaskan Wabup, Festival Sagu Nusantara ini merupakan kali kedua dilaksanakan setelah sebelumnya ditahun 2014 digelar di Jakarta. 

"Ini merupakan wujud dukungan Pemkab. Meranti dalam mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan ketahanan Nasional melalui pengembangan Sagu Meranti," ujar Wabup.

Ditegaskan Wabup, Meranti memiliki lahan Gambut yang cukup luas yang harus terus dijaga dan dilestarikan untuk itu perlu campur tangan pemerintah mulai dari daerah hingga pusat untuk menjaga ekosistem Gambut agar terus lestari. Sejauh ini diakui Wabup Pusat melalui Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, telah banyak berbuat untuk melestarikan ekosistem Gambut khususnya yang berada di Desa Sungai Tohor, Kec. Tebing Tinggi Timur. Dengan lestarinya ekosistem Gambut memberikan dampak besar dalam mengantisipasi lahan dari Karlahut.

Lebih jauh disampaikan Wabup, melalui kegiatan Festival Sagu Nusantara ini, diharapkan mampu menggali potensi pangan lokal khususnya Sagu yang sangat melimpah untuk mendorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sekaligus mendukung terwujudnya swasembada pangan Nasional, Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Dihadaan seluruh masyarakat Sungai Tohor, Wabup mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-saka menjaga ekosistem Gambut dengan tidak merusaknya karena merusak ekosistem menurut Wabup sama saja dengan merusak kehidupan. 

"Jika kita merusak ekosistem maka secara tidak langsung kita sudha merusak kelangsungan kehidupan kita, jadi mari kita jaga alam ini," ajak Wabup.

Selanjutnya Wabup, juga bercerita tentang Centra Industri Sagu seluas 5 Ha yang sudah dibangun diwilayah  Desa Sungai Tohor, meski sudah ada namun belum dapat difungsikan karena masih ada beberapa fasilitas yang belum selesai. 

"Saat ini Centra Sagu maaih butuh beberapa fasilitas lagi seperti Gudang untuk menyimpan hasil produksi juga tenaga ahli yang mampu mengelolanya," aku Wabup.

Untuk itu ia berharap pembangunan Centra Sagu ini dapat segera dituntaskan dan tentunya dengan bantuan Kementrian terkait.

"Kita masih butuh sekitar 6-9 Miliar lagi, semoga pusat dapat membantu menuntaskannya," jelasnya lagi.

Wabup berharap dengan beroperasinya Centra Sagu Sungai Tohor tersebut, dapat menjawab harapan masyarakat akan keberadaan pabrik Sagu yang dikelola langsung oleh masyarakat. Sehingga masyarakat benar-benar memperoleh manfaat maksimal dari produksi sagunya.

Selanjutnya kepada Dirjen Kementrian Lingkungan Hidup, Wabup juga mengusulkan bantuan bibit untuk ditanam pada lahan-lahan tidur yang ada diseluruh Meranti, adapun bibit diusulkan adalah yang sesuai untuk lahan Gambut seperti Nenas, Lidah Buaya, Pinang dan tanaman produktif lainnya.

"Gunanya agar lahan tidur ini biaa terus dipantai dan diawasi selain menghasilkan juga bisa mencegah terjadinya kebakaran," pungkas Wabup.

Usulan Wabup tersebut mendapat tanggaan dari Deputy Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi RI Ir. Victoria Boru Simanjuntak. Diakuinya Kementrian Koperasi sangat komit mendukung terwujudnya kedaulatan pangan di Iindonesia dan Meranti sebagai pemasok 80 persen kebutuhan Sagu Nasional sangat layak untuk mendapat perhatian dan dukungan.

Ia berharap kedepan, Sagu Meranti lebih diberdaya gunakan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar masyarakat setempat dapat menikmati manfaat Sagu sebagai karunia tuhan dengan sebesar-besarnya.

Menurut Victoria, mengelola sagu bukan hanya sekedar mengelola tapi harus memikirkan juga dampak lingkungan dan budaya yang sudah menjadi kearifan untuk itu selain memberikan manfaat ekonomi pengelolaan Sagu harus memikirkan juga daat lingkungan.

Menyinggung soal Centra Sagu, dikatakan Viktoria, Kementrian Koperasi siap mensuport asalkan Centra Sagu dikelola oleh Koperasi dan UKM menurutnya dikelola oleh koperasi tentunya akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Jika dikelola oleh Koperasi Kementrian dapat memberikan bantuan dana selain itu memberikan pendampingan share pengetahuan tentang bagaimana cara menjalankan bisnis," jelasnya.

Manfaat lainnya jika dikelola Koperasi menurut Victoria akan membuat posisi tawar produk kepada pihak swasta lebih kuat yang otomatis akan dapat menaikan harga Sagu dipasaran.

Untuk hasip produksi sendiri agar dapat dipasarkan secara global sesuai standar Internasional, Kementrian Koperasi diakui Victoria juga siap mengeluarkan sertifikat produk.

"Jadi intinya untuk sukses tidak bisa bekerja sendiri-sendiri tapi harus ada kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan Pusat," paparnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Dirjend Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup RI RM. Karliansyah, atas nama Kementrian LHK, dirinya sangat mengapresiasi terselenggaranya Festival Sagu Nusantara ini sebagai salah satu upaya melestarikan ekosistem Gambut melalui tanaman Sagu.

"Menjaga ekosistem Gambut ini sangat penting karena Gambut dapat menyimpan 90 persen air tanah, jika ini tidak dijaga dan terjadi kekeringan maka dapat memicu Kebakaran Hutan dan Lahan, untuk itu penting dilakukan tata kelola Gambut,"paparnya.

Iapun mengaku sangat setuju atas usulan Wakil Bupati yang mengusulkan bantuan Bibit Nenas dan Lidah buaya untuk menjaga ekosiste, Gambut dari kekeringan guna mencegah Karlahut.

Dan yang paling penting dikatakan Karliansyah adalah bagaimana Sagu dapat mendorong terwujudnya swasembada pangan Nasional. Ia mengaku setuju jika kedepan Pemerintah Pusat lebih fokus mengembangkan Sagu dibandingkan beras. Alasanya Sagu dinilai lebih cepat mewujudkan ketahanan pangan Nasional karena produksinya lebih besar dibandingkan beras.

"Jika dibandingkan beras dengan luas lahan yang sama produksi Sagu jauh lebih besar, dan jika dikaji dari segi kesehatan Sagu juga jauh lebih baik," jelasnya.

Dari hasil kajian kesehatan ternyata Sagu dapat menjadi sumber energi, mencegah darah tinggi, meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, artinya sangat disarankan bagi orang berusia lanjut.

Sekedar informasi, usai mengikuti kegiatan pembukaan Festival Sagu Nusantara, Wakil Bupati H. Said Hasyim juga berkesempatan mengajak rombongan dari Kementrian untuk melihat secara langsung Centra Sagu Desa Sungai Tohor, pada kesempatan itu Wabup sangat mengharapkan dukungan dana dan fasilitas sehingga Centra Sagu tersebut dapat beroperasi dan memberikan manfaat seperti yang diharapkan. (Advertorial Humas Pemkab. Meranti).

Berita Lainnya

Index