Haornas ke 40, Disparbudpora Bengkalis Adakan Pertandingan Olahraga Tradisional Tk Pelajar

Haornas ke 40, Disparbudpora Bengkalis Adakan Pertandingan Olahraga Tradisional Tk Pelajar
Haornas ke 40, Disparbudpora Bengkalis Adakan Pertandingan Olahraga Tradisional Tk Pelajar

UTUSANRIAU.Co, BENGKALIS - Lapangan Pasir Andam Dewi Bengkalis menjadi arena permainan tradisional masyarakat yang diikuti peserta dari pelajar sekolah tingkat Dasar sampai sekolah tingkat Atas kecamatan Bengkalis dan kecamatan Bantan memperingati hari olahraga nasional (Haornas) ke - 40 yang disponsori oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bengkalis pada hari Sabtu dan Minggu (16-17/09/23).

Kadis Disparbudpora, Edi Sakura diwakili Guruh Tri Abdillah kepala UPT Pengembangan Prasarana Olahraga mengatakan kegiatan permainan tradisional masyarakat ini diikuti perwakilan pelajar yang ada di kecamatan Bengkalis dan Bantan dan lomba perahu layar khusus untuk umum.

"Satuan pendidikan yang mengirimkan peserta didiknya mengikuti olahraga seperti, Layang Wow, Enggrang dan Terompah panjang untuk ketiga pertandingan diikuti putra dan putri hanya layang Wau untuk tingkat putra dan babak penyisihan dilaksanakan hari Sabtu ini dan besok Minggu final dan lomba perahu layar," kata Guruh di lapangan Andam Dewi Bengkalis. Sabtu (16/09/23).

Kabupaten Bengkalis belum punya kepengurusan Komite Permainan Rakyat dan Olah Raga Tradisional Indonesia (Kepoti) dan ini merupakan naungan hampir 83 permainan rakyat tradisional yang menjadi jenis olahraga tradisional Indonesia.

" Untuk saat ini kita mengajukan 3 permainan yang dipertandingkan untuk pelajar dan kita harapkan kepengurusan Kepoti di kabupaten Bengkalis akan terwujud diharapkan provinsi Riau dalam waktu dekat akan terbentuk," kata Kepala UPT Pengembangan Prasarana Olahraga Disparbudpora.

Dari pantauan di lapangan Andam Dewi Bengkalis dengan semangat pelajar putra putri mengikuti tiga cabang olahraga tradisional masyarakat yang didampingi oleh guru guru olahraga dan yang ditunjuk jadi panitia mayoritas guru olahraga.

Dari 3 permainan tradisional tersebut permainan terompa panjang  yang membuat debu-debu pasir berterbangan dan mayoritas peserta tidak memakai masker.

Sementara itu Guru pendamping siswa SDN 46 Bengkalis Ibnu mengatakan Dari tiga permainan tradisional masyarakat ini mayoritas anak murid kami belum pernah di ajarkan di sekolah dan kegiatan ini belum ada di kurikulum pendidikan dan permainan tradisional dari pesisir Riau seperti Enggrang, terompa panjang dan layang Wau tidak masuk di kurikulum sekolah," ujar Guru Olahraga ini dan salah satu siswanya.

Ibnu berharap olahraga tradisional bisa dimasukkan kedalam kurikulum sekolah dan pelajar bisa mengetahui dan perna tahu permainan tradisional masyarakat Indonesia dan bisa mengimbangi gadget yang mayoritas menguasai alam pikiran anak-anak didik. ***rilis

Berita Lainnya

Index