JAKARTA, UTUSANRIAU.CO - Berdiri sejak Oktober 1959, Universitas Tarumanagara (Untar) kini memasuki usia ke-56 tahun. Di tengah makin ketatnya persaingan antarperguruan tinggi swasta (PTS), kampus ini masih bisa bertahan dan eksis di tengah masyarakat.
Rektor Untar Profesor Ir Roesdiman Soegiarso, M.Sc, Ph.D menuturkan, bukan perkara mudah bagi Untar untuk bisa bertahan hingga saat ini. Pasalnya, dia menilai ada ketidakadilan dari pemerintah menyoal anggaran antara PTS dengan perguruan tinggi negeri (PTN).
"Saya baru menjabat empat tahun sedangkan usia Untar sudah 56 tahun, jadi hampir tidak ada apa-apanya. Begini, Untar saat ini bisa bertahan karena sudah punya landasan fundamental yang kuat. Tetapi, di Indonesia ini ada ribuan kampus dan didominasi oleh PTS. Sedangkan PTN dapat anggaran lebih banyak. Nah, lalu bagaimana kampus-kampus lain?" ujarnya saat berbincang dengan Okezone di Kampus Untar, Jakarta, belum lama ini.
Roesdiman menjelaskan, secara fungsi, kampus negeri atau swasta sama-sama mencerdaskan bangsa. Namun, dengan keadaan tersebut, PTS harus berjuang hidup supaya mampu bertahan. Untuk itu, inovasi dan terobosan sangat dibutuhkan di kampus swasta.
"Pemerintah seharusnya jangan hanya mendukung PTS dari segi kebijakan, tetapi juga dibagi menurut kemampuan universitas. Saya rasa kekuatan universitas satu dengan yang lain berbeda," ucapnya.
Pria yang juga menjadi pengajar di Jurusan Sipil Untar itu menjelaskan, kekutan Untar sendiri ada di bidang entrepreneurship atau wirausaha. Untuk itu, pihaknya terus membangun agar bidang tersebut semakin unggul dan bisa diandalkan.
"Kalau ada program pemerintah mengenai entrepreneurship, pasti akan kami dukung. Tetapi karena kenyataannya tidak ada akhirnya kami bangun sendiri," terangnya.
Selain diuntungkan dengan dasar yang sudah kuat, lanjut Roesdiman, Untar juga diuntungkan dengan lokasi yang cukup baik. Di samping itu, secara kelangsungan perguruan tinggi, Untar merupakan salah satu kampus yang cukup solid.
"Tapi kalau menjadi yang terbaik, belum. Kerja keras dibutuhkan untuk mencapainya. Kami juga terus meningkatkan tak hanya lulusannya, tetapi juga skill yang dimiliki para mahasiswa," sebutnya.
Terkait maraknya pendirian PTS, imbuh dia, sah-sah saja selama ada peraturan dari pemerintah. "Bayangkan kalau tidak diatur, nanti semua bikin universitas kan bahaya juga," tutup Roesdiman.**okezone
###
.jpg)
