Kawasan Tahura Diduga Tercemar Limbah, Pihak DPRD Riau Turun Kelapangan

Kawasan Tahura  Diduga Tercemar  Limbah, Pihak DPRD Riau Turun Kelapangan
Pihak DPRD Riau menerima laporan dari masyarakat terkait pencemaraan lingkungan di kawasan hutan lindung Tahura, yang diduga berasal dari limbah PT Chevron Pasific Indonesia.###Pihak DPRD Riau menerima laporan dari masyarakat terkait pencemaraan lingkungan di kawasan hutan lindung Tahura, yang diduga berasal dari limbah PT Chevron Pasific Indonesia.###Pihak DPRD Riau menerima laporan dari masyarakat terkait pencemaraan lingkungan di kawasan hutan lindung Tahura, yang diduga berasal dari limbah PT Chevron Pasific Indonesia.###

UTUSANRIAU.CO, PEKANBARU - Pihak DPRD Riau menerima laporan dari masyarakat terkait pencemaraan lingkungan di kawasan hutan lindung Tahura, yang diduga berasal dari limbah PT Chevron Pasific Indonesia.

Untuk itu, Komisi IV DPRD Riau menggelar rapat dengar pendapat  bersama PT CPI dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan setempat untuk memintai keterangan terkait pencemaran limbah minyak tersebut, Kamis,(09/05/19).

"Ada pencemaran lingkungan  hidup di Tahura yang diduga dilakukan oleh CPI. Dan Cevron tadi mengakui itu. Memang dikatakannya bukan B3. Tapi mereka mengakui itu tumpahan minyak menutupi sungai di Tahura," ucap Anggota Komisi IV DPRD Riau, Asri Auzar di Pekanbaru.

Lebih jauh Asri menjelaskan berdasarkan keterangan chevron mereka mengakui terjadi pencemaran limbah di sepanjang 2.4 kilometer sungai di konservasi hutan lindung yang berlokasi di Minas, Kabupaten Siak. 

Untuk menelusuri lebih jauh, pihak komisi IV DPRD Riau akan mengecek ke lapangan, bersama tim ahli untuk mengetahui dampak dari pencemaran tersebut.
 

###

"Tadi mereka menyampaikan bahwa itu sedang dibersihkan. Informasi mereka ada sepanjang 2,4 Km. Tapi berdasarkan aduan masyarakat itu sepanjang sungai, makanya kita akan kelapangan untuk mengecek ini," papar Asri.

Politisi Demokrat itu menambahkan pihaknya tak ingin perusahaan penghasil minyak itu meninggalkan sejumlah persoalan di Riau sebelum berakhirnya masa kontrak pada 2021 mendatang.

"Kita tidak mau saat mereka habis kontrak dengan Riau, banyak persoalan yang ditinggalkan. Menguras APBD dan APBN untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Ini tidak kita inginkan," sebutnya.
 

###

Lebih jauh Legislator asal Kabupaten Rokan Hilir itu meminta CPI berkomitnen untuk membersihkan lahan dan aliran sungai yang tercemar limbah minyak.

"Gimana dulu mereka datang begitu pula mereka pergi. Itu kita tekankan tadi. Kalau bicara dampak tentu akan terasa 10 atau 20 tahun. kita tak.mau tanggung kerusakan lingkungan setelah mereka pergi,"ujarnya.

Sementara itu, General Manager PGPA Chevron, Sukamto Thamrin meminta rekam media menunggu klarifikasi tertulis dari pihak Cevron.

"Ada laporan masyarakat. Tadi kita jelaskan dari versi kita bahwa apa yang dilaporkan tidak semuanya sesuai juga dengan apa yang kita lakuka, jadi itu aja. Klarifikasi kita. Nanti kita sampaikan tertulis ,'" jelasnya.(Adv).

###

Berita Lainnya

Index