UTUSANRIAU.CO, PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru, menggelar silaturrahmi dikemas dengan coffee morning di salah satu kedai kopi di Jalan HR Soebrantas, Jumat (14/7/2023).
Hadir dalam kesempatan ini, antara lain Ketua LAMR Kecamatan Tuah Madani, Dt Martias, sedangkan dari LAMR Kota Pekanbaru hadir Sekum DPH, Dt Bambang Irawan, Sekum MKA, Dt Ibnu Hajar,Timbalan DPH I, Dt Afrizal Anjo.
Hadir juga Ketua DPH LAMR Kecamatan Tenayan Raya Dt Samsul Bahri, Koordinator Kelurahan Sidomulyo Barat, Koordinator Sialang Munggu, serta sejumlah pengurus dan anggota LAMR Kecamatan Tuah Madani.
Ketua LAMR Kecamatan Tuah Madani Dt Martias dalam kesempatan itu mengatakan, banyak hal yang mesti dilakukan ke depan, agar LAMR Tuah Madani. Namun, sebelum melangkah, dirasa perlu kokoh organaisasi, sehingga mudah melaksanakan rencana dibuat.
"Pertemuan ini adalah salah satu upaya kita di LAMR ini memperkuat silaturrahmi antara kita. Tentu kita membutuhkan adanya rasa kebersamaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, starting poinya adalah bagaimana dapat memberikan kontribusi untuk masyarakat dan berperan dalam pembangunan kota, "ujar Dt Martias.
Ada banyak pemikiran dan rancangan yang akan dilakukan, tentu ini semua perlu dukungan dari internal satu persepsi dan visi.
Maka pertemuan seperti ini katanya tidak cukup sekali, diupayakan ada lanjutan-lanjutan pertemuan untuk berkomunikasi apa yang akan dilakukan agar lembaga ini eksis.
"Jadi kita perlu adanya pertemuan-pertemuan untuk berkoordinasi dan sharing demi kemajuan organisasi ini," katanya.
Sementara itu, Sekum DPH, Dt Bambang Irawan, menyampaikan LAMR kecamatan memiliki potensi cukup besar untuk menopang eksitensi dan memberikan konstribusi kepada anak kemanakan atau masyarakat.
Maka yang diperlukan dibuat program dan kejar peluang yang ada, sehingga betul-betul LAMR Tuah Madani khususnya dapat memberikan manfaat kepada banyak orang.
Sedangkan, Timbalan DPH I, LAMR Kota Pekanbaru Dt Afrizal Anjo memberikan pandangan, mengingat ini lembaga adat Melayu, maka jaga etika atau adab di lingkungan masyarakat.
Apalagi Melayu disebut identik dengan Islam. "Jadi pertahankan adab, tidak adat kalau tidak adab. Maka kebiasaan kurang elok dipandang, kalau tidak bisa ditinggalkan dikurangi, sehingga ada perubahan," paparnya.
Keberadaan LAMR kecamatan memiliki posisi sangat penting, artinya, LAMR Kota akan besar jika ditopang LAMR dari kecamatan. Maka, potensi yang ada dikecamatan manfaatkan untuk tujuan eksistensi organisasi dan konstribusi untuk masyarakat luas.
Dt Afrizal juga berpesan, Ketua dan Pengurus LAMR Kecamatan Tuah Madani diharapkan menjalankan amanah sehingga lembaga adat ini juga terjaga marwahnya dan bisa memberikan contoh.
Sekum MKA, LAMR Kota Pekanbaru Dt Ibnu Hajar, menambahkan, jika dalam jalannya roda organisasi LAMR melenceng, hendaknya dapat diluruskan. Sehingga masalah yang muncul tidak berlarut-larut.
Sementara itu, usai penyerahan SK kepengurusan dari LAMR Kota Pekanbaru diwakili Sekum DPH, Dt Bambang Irawan kepada Ketua LAMR Kecamatan Tuah Madani Dt Martias, sebagian pengurus dan anggota melakukan sharing (berbagi pengalaman) dan saran masukan.
Satu hal yang menjadi starting poin dalam sharing ini antara lain, soal jika LAMR menerima bantuan dari pihak-pihak tertentu, katakanlah dari pengusaha 'label' tertentu.
Pertanyaan ini juga didengar langsung Ketua LAMR Tuah Madani Dt Martias.
Ada diatara yang berpendapat, bantuan dimaksud boleh saja kalau tidak mengikat, dan bukan dari lembaga yang menyodorkan permintaan bantuan.
Namu, menurut Timbalan DPH I, LAMR Kota Pekanbaru Dt Afrizal Anjo, LAMR dalam hal ini harus bersikap tegas, tidak ada hitam di atas putih atau abu-abu. Karena lembaga adat perlu citra dan marwah yang baik.
"Menurut saya sebaik tidak menerima bantuan dari pihak yang dapat merusak imej lembaga. Ini sikap, kalau tidak katakan tidak dan kalau iya katakan iya. Tidak abu-abu," katanya menjawab salah satu pertanyaan dari anggota LAMR Tuah Madani di forum tersebut.
Ia menambahkan, sulit membedakan mana bantuan ikhlas dan kepentingan, baru teruji ketika dihadapkan pada suatu persoalan. Ketika yang memberikan bantuan itu salah, maka akan menjadi dilemalah pihak yang menerima bantuan. "Ini juga tidak lepas dari psikologi manusia, apalagi dikaitkan lembaga, akan sulit jika ingin mengambil keputusan," pungkasnya.
Acara silaturrahmi LAMR Tuah Madanidiakhiri dengan sarapan dan foto bersama antara pengurus dan anggota. (rls)