Diacara Ramah Tamah Pengurus Paguyuban Banjar se Riau,

Tausiah Ustadz Junaidi Subli, M.Si Sampaikan Golongan Yang Mendapat Naungan Allah di Akhirat

Tausiah Ustadz Junaidi Subli, M.Si  Sampaikan Golongan Yang Mendapat Naungan Allah di Akhirat
Tausiah Ustadz Junaidi Subli, M.Si

UNTUK mempererat tali silaturrahmi pengurus wilayah kerukunan bubuhan Banjar provinsi Riau melaksanakan temu ramah  bubuhan Banjar yang merupakan satu  rangkaian kegiatan dengan  rapat kerja wilayah kerukunan bubuhan Banjar Provinsi Riau tahun 2024 (31/8/2024) di Hotel Khas Pekanbaru.

Acara ini dihadiri oleh  Sekda Provinsi Riau, Ir. H. S.F. Hariyanto, MT dan Ketua Umum Pengurus Wilayah Kerukunan Bubuhan Banjar Provinsi Riau H. Syamsuddin Uti serta undangan lainnya diantaranya Ustadz DR. Suhaidi, M.Ag. Hadir juga unsur pengurus wilayah dan Pengurus Daerah KBB kabupaten/kota se provinsi Riau.

Dalam sambutannya Sekda meminta paguyuban Banjar untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan  dan ikut menjaga kondusifitas dan kelancaran pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang sebentar lagi akan digelar. Siapapun pemimpinnya keberlanjutan pembangunan diprovinsi Riau harus tetap dilanjutkan untuk kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat Riau.

Untuk mengambil hikmah dan ilmu, kegiatan temu ramah paguyuban Banjar Riau juga diisi dengan tausiah oleh ustadz Junaidi. Dia menjelaskan tentang sebuah hadist Nabi Muhammad SAW dari Abu Hurairah RA.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”

Karena waktu yang terbatas, pada kesempatan ini akan diuraikan 3 golongan saja.

Pertama : Seorang pemimpin yang adil menjadi golongan yang pertama yang dinaungi dan dilindungi Allah, karena pemimpin yang adil akan memberikan kemaslahatan dan dirasakan oleh orang banyak. Seorang pemimpin yang akan akan terus menerima pahala dari karya karyanya yang ikhlas dan dapat dinikmati oleh masyarakat, pahala terus mengalir meskipun pemimpin itu telah wafat pulahan bahkan ratusan tahun.

Seandainya pemimpin itu membangun sarana pendidikan, menyiapkan biaya pendidikan rakyatnya maka seluruh ilmu yang didapatkan dan diamalkan oleh masyaraktnya dari sebab kebijakang sang pemimpin niscaya pemimpin itu juga dapat pahalanya, bahkan pahala jariyahnya terus mengalir meskipun ia telah wafat.

Kedua : seorang lelaki yang diajak berzina oleh perempuan yang mempunyai kedudukan lagi cantik, tapi dia menolaknya dan berkata " aku takut kepada Allah". 
Kalau kita laki laki yang ada diruangan ini di suatu tempat tertutup dengan wanita yang cantik lagi punya kedudukan, apa menerima atau menolak ? ... haidirin terawa saja.

Apalagi rumor beredar urang Banjar ini biasa banyak bini, bujur apa kada ??. Tanya ustadz Junaidi. Disambut tawa hadiriin. Oleh karena itu, orang yang mampu menjaga kehormatan dirinya dan kehormatan wanita menjadi salah satu golongan yang beruntung dapat perlindungan Allah dihari akhirat.

Ketiga : dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah. Diantara mereka tersambung tali silaturrahmi dan saling menyayangi karena Allah. Itulah kiranya yang kita harapkan dari pertemuan temu ramah kita ini kita dapat saling mempererat tali silaturrahmi kita, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : "Barangsiapa yang senang agar dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari). demikian pungkas ustadz Junaidi. **

Halaman :

Berita Lainnya

Index