UTUSANRIAU. CO, INHIL – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, H. Boby Rachmat, S.STP, M.Si menghadiri kegiatan monitoring dan pembahasan pemutihan data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilaksanakan di Kantor Disnakertrans Kabupaten Indragiri Hilir, Kamis (3/7/2025). Agenda ini menjadi bagian dari upaya strategis Pemerintah Provinsi Riau dalam mengawasi dan menyikapi isu ketenagakerjaan, khususnya terkait PHK massal di PT Sambu Group.
Dalam rapat tersebut, dibahas berbagai dinamika terkait PHK yang terjadi di lingkungan PT Pulau Sambu Guntung dan RSUP. Dari total 3.128 pekerja yang terdampak PHK, tercatat 889 orang telah kembali bekerja. Namun, masih terdapat 2.239 pekerja yang belum terserap kembali, yang sebagian besar berasal dari luar wilayah Riau.
Kadisnakertrans Provinsi Riau menyampaikan pentingnya integrasi data PHK dengan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) serta melakukan pemutakhiran terhadap data pekerja yang telah bekerja kembali. Hal ini penting agar penyaluran bantuan dan perlindungan sosial tepat sasaran, serta untuk mengurangi beban ketenagakerjaan di daerah.
“Februari lalu, Riau menjadi salah satu provinsi dengan angka PHK tertinggi ketiga di Indonesia. Ini menjadi perhatian serius kita bersama untuk memastikan perlindungan terhadap pekerja, terutama pekerja lokal, tetap terjamin,” tegas Boby.
Sementara itu, pihak Sambu Group menyampaikan bahwa proses rekrutmen ulang terus berjalan. Untuk RSUP, sekitar 1.000 pekerja baru telah diterima kembali, sedangkan Pulau Sambu Guntung mencatat 524 orang sudah kembali bekerja dari 1.517 yang terkena PHK.
Hasil rapat menyepakati bahwa data pekerja yang telah dan belum kembali bekerja akan dilaporkan secara tertulis oleh Sambu Group kepada Disnakertrans Provinsi Riau paling lambat 10 Juli 2025, sekaligus untuk pencocokan NIK pekerja dengan data BPJS Ketenagakerjaan.
Langkah ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam merumuskan kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif dan berpihak kepada pekerja di tengah tantangan ekonomi global. **red
