OPINI - Dalam Islam, hadis merupakan landasan/sumber yang paling kuat setelah Al-Qur’an dalam menghadapi berbagai problem dan tujuan dalam kehidupan, terutama ketika kita berbicara tentang strategi dan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat, maka tidak akan bisa terlepas dari tuntunan hadis, mengapa demikian? Karena Rasulullah SAW. merupakan suri tauladan yang paling tepat untuk dijadikan acuan dalam strategi dan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat.
Dalam perspektif hadis, Rasulullah SAW. mengajarkan kepada kita bahwa Islam menempatkan dasar-dasar pemberdayaan melalui pendekatan cinta, kasih sayang, kepedulian, kepekaan, keharmonisan dan keadilan.
Rasulullah SAW. juga mengajarkan kepada kita berbagai strategi dalam pemberdayaan dan pendekatan masyarakat melalui hadis-hadisnya.
Pertama: (Prinsip kasih sayang sesama manusia).
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri". (HR. Bukhari & Muslim) hadis Arbain Nawawi, no. 13.
Hadis ini menjadi landasan bahwa prinsip pemberdayaan masyarakat harus diiringi dengan rasa cinta, empati, kepedulian dan keinginan untuk melihat orang lain maju sebagaimana Rasulullah maju dalam memberdayakan umatnya.
Kedua: (Kemanfaatan bagi sesama).
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya“. (HR. Ahmad) dalam kitab musnad Ahmad, no. 7212.
Hadits ini menunjukkan bahwa prinsip utama pemberdayaan masyarakat adalah menjadi sumber manfaat yang nyata dalam meningkatkan kesejahteraan berbagai lapisan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, moral, budaya maupun ilmu pengetahuan.
Ketiga: (Prinsip penguatan ilmu pengetahuan).
Mengapa ilmu pengetahuan sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat? Karena, ilmu pengetahuan adalah fondasi yang menggerakkan perubahan sosial. Rasulullah SAW. bersabda yang artinya: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah) no. 224.
Hadis ini menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak dapat terwujud tanpa pendidikan dan ilmu pengetahuan. Begitu juga dalam aspek sosial, budaya dan ekonomi. Rasulullah SAW. juga memberikan pendekatan yang sangat praktis diantaranya adalah mendorong kemandirian dan kerja keras. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang artinya: “Tangan yang bekerja lebih dicintai Allah SWT. daripada tangan yang meminta-minta”. (HR. Bukhari) hadis, no.1429.
Hadis ini memberikan pesan bahwa, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang diinginkan tanpa menyusahkan orang lain. Prinsip ini menjadi strategi agar masyarakat tidak bergantungan, tetapi memiliki kemampuan untuk bangkit dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Melalui hadis-hadis di atas dapat kita simpulkan bahwa, pemberdayaan masyarakat menurut hadis tidak hanya relevan untuk umat Islam, tetapi juga mengandung nilai-nilai universal, yang bertujuan untuk membangun manusia melalui cinta akan ilmu, keadilan, dan kemanfaatan.
Dari penjelasan di atas, kita dapat membangun masyarakat yang lebih kuat, bermartabat, kompeten, bermutu dan berdaya.
Ditulis oleh Dimas Ardiansyah, Darusman Harahap dan M Hafiz, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) IAI Diniyyah Pekanbaru.
