Sejarah dan Perkembangan Masjid Jami’ Air Tiris di Pasar Usang Kampar

Sejarah dan Perkembangan Masjid Jami’ Air Tiris di Pasar Usang Kampar

OPINI - Masjid Jami’ yang terletak di Pasar Usang, Desa Tanjung Berulak, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, adalah salah satu warisan arsitektur dan spiritual paling bersejarah di Kabupaten Kampar.

Pembangunan bermula pada abad ke-20 atas inisiatif seorang ulama lokal yang dikenal sebagai Engku (Dt) Engku Mudo Songkal “peletakan batu pertama dilakukan sekitar tahun 1901 dan masjid ini selesai serta diresmikan sekitar tahun 1904.

Masjid Jami’ Air Tiris dibangun dengan teknik kayu tradisional dengan mengandalkan pasak dan sambungan tanpa paku besi, sehingga menonjolkan keahlian para perajin setempat. bentuk atapnya yang bertingkat menghadirkan perpaduan gaya melayu dengan unsur budaya Tionghoa dan Minangkabau yang telah lama berinteraksi di kawasan Sungai Kampar. Di dalamnya terdapat 40 tiang utama yang memiliki makna simbolis bagi masyarakat sekitar dan tiang-tiang tersebut berasal dari daerah yang berbeda-beda. 

Pembangunan masjid ini sendiri dilakukan melalui semangat gotong royong, dipimpin oleh ninik mamak dari berbagai suku sebagai wujud kebersamaan komunitas setempat. Pada peresmian masjid konon dilakukan upacara syukur dengan penyembelihan 10 ekor kerbau sebagai tanda bersama, semenjak saat itu masjid menjadi pusat agama, pendidikan, dan pertemuan adat bagi penduduk Air Tiris.

Masjid Jami’ Air Tiris tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat tradisi dan cerita rakyat setempat. Salah satu legenda yang dikenal masyarakat adalah tentang batu berbentuk kepala kerbau yang berada di dalam bak air dekat masjid, yang dahulu digunakan sebagai landasan tiang. Konon katanya batu tersebut selalu berpindah tempat, tanpa ada yang memindahkannya. Batu ini dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat memberi kesembuhan bagi sebagian warga. Keunikan tersebut menjadikan masjid ini sebagai tujuan wisata religi yang ramai dikunjungi, terutama pada bulan Ramadhan dan saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Masjid Jami’ Air Tiris telah mengalami beberapa renovasi, antara lain pada bagian atap yang telah diperbarui pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tangga yang diubah dari tangga kayu menjadi tangga semen, dan pembaharuan kayu pada lantai masjid. Saat ini masjid masih dimanfaatkan menjadi tempat ibadah dan wisata religi.

Singkatnya, masjid jami’ Air Tiris bukan hanya sebuah rumah ibadah. Ia adalah dokumen hidup gabungan keterampilan arsitektur tradisional, solidaritas masyarakat lokal, serta warisan budaya yang menghubungkan masa lalu perdagangan sungai dan pluralitas budaya di Kampar dengan kehidupan religius hari ini.

Ditulis oleh Dewinda Yolani Putri, Juliya Friska dan Rizky Iska Kurniawan, Mahasiswa Prodi Matematika UIN Suska Riau.

Berita Lainnya

Index